Note

Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD

· Views 59
Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD
Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (22/7/2024) ditutup melemah ke level Rp16.220 per USD. Mata uang Garuda melemah 29 poin atau 0,18 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di Rp16.191 per USD.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan menguatnya dolar AS dipengaruhi Presiden AS Joe Biden mengatakan mundur dalam pemilihan presiden (pilpres). 

Baca Juga:
Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD 1 Koin TikTok Berapa Rupiah? Begini Cara Menghitungnya

Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang kini kemungkinan akan berhadapan dengan kandidat terdepan dari Partai Republik, Donald Trump.

"Langkah Biden meningkatkan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden mendatang, yang pada gilirannya memperburuk sentimen terhadap pasar yang didorong oleh risiko. Hal ini, ditambah dengan kekhawatiran bahwa potensi kepresidenan Trump juga dapat menyebabkan lebih banyak konflik dengan China, membebani mata uang regional," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (22/7/2024).

Baca Juga:
Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD Sentimen Penurunan Suku Bunga AS Menguat, Rupiah Tergelincir ke Rp16.191

Adapun Trump terlihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data CBS pekan lalu. 

Para analis memperkirakan kepresidenan Trump berpotensi menghasilkan inflasi yang lebih tinggi, terutama jika dia melanjutkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat dan tarif impor yang lebih tinggi terhadap China.

Baca Juga:
Sentimen Biden Kerek Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.220 per USD Ini Sederet Sentimen yang Menyebabkan Rupiah Melemah Sepekan Terakhir

Selain itu, People's Bank of China secara tak terduga memangkas suku bunga acuan pinjamannya untuk lebih melonggarkan kebijakan moneter dan mendukung perekonomian. 

Pemotongan ini terjadi ketika China berjuang mengatasi perlambatan pemulihan ekonomi, dan kekhawatiran mengenai hal tersebut telah menambah tekanan pada yuan.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.