Intip Potensi Cuan Saham Energi di Tengah Pesimisme Harga Batu Bara
IDXChannel - Konsensus pasar yang disurvei Bloomberg mengestimasi penurunan harga batu bara di kisaran USD118-USD126 per ton pada 2024-2025.
Market dinilai masih pesimis harga emas hitam ini bakal terdongkrak seiring transisi terhadap energi terbarukan (EBT) dan normalisasi harga sejak 2022.
Riset Stockbit Sekuritas membaca pesimisme ini sebagai peluang bagi investor untuk meraup kentungan atau setidaknya mengambil posisi terhadap saham-saham sektor energi.
Transisi EBT dinilai masih lambat dalam prosesnya saat terdapat peningkatan kebutuhan listrik dari kendaraan listrik (EV), data center, dan teknologi kecerdasaran buatan (AI). Periode ini, terang Stockbit, dapat memperpanjang relevansi penggunaan batu bara.
“Ekspektasi konsensus terhadap sektor batu bara terlalu pesimistis, yang tercermin dari estimasi kinerja dan rating analis. Menurut kami, pesimisme ini dapat memberikan peluang bagi investor,” tulis riset tersebut, Selasa (23/7/2024).
Stockbit membaca harga batu bara justru cenderung resilient dan bertahan di kisaran USD130–135 per ton pada 2024-2025. Estimasi ini disebut dapat mendongkrak laba emiten-emiten coal tumbuh 5-30 persen.
Analisa ini didasarkan pada proyeksi International Energy Agency (IEA) bahwa penurunan permintaan disertai juga dengan penurunan produksi, sehingga membangun resiliensi harga batu bara.
Data IEA mencatat konsumsi batu bara diprediksi akan menurun dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar -0,8 persen pada 2023–2026. Pada periode yang sama, produksi batu bara juga diprediksi akan turun dengan CAGR -1,3 persen.
Permintaan batu bara dipandang masih akan tetap tinggi, didorong oleh meningkatnya permintaan pada negara-negara berkembang seperti India dan Asia Tenggara. “Sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi mereka yang relatif kencang,” tulis IEA.
Lebih jauh, peningkatan permintaan dari negara berkembang juga disebut akan mengkompensasi penurunan permintaan dari negara-negara maju, seperti AS dan Eropa.
Di Indonesia, proyeksi penurunan produksi batu bara juga terefleksi pada total tonase yang disetujui dalam RKAB 2024-2026. Pada 2024 produksi mencapai 922,14 juta ton, sementara pada 2025 turun 0,5 persen mencapai 917,16 juta ton.
Potensi Saham Batu Bara
Dengan pandangan tersebut, saham-saham batu bara dinilai masih cukup atraktif oleh Stockbit Sekuritas, mencakup PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Secara fundamental, saham ADRO dinilai berpeluang menerima inflow menyusul sensitivitas saham ini terhadap pergerakan harga batu bara. PTBA disebut masih menarik dari sisi dividend yield, sementara laba bersih ITMG bakal terdongkrak seiring flukutasi harga komoditas tersebut.
“Setelah menikmati supercycle komoditas pada 2022–2023, neraca keuangan para emiten batu bara menjadi jauh lebih kuat dibandingkan periode pra-pandemi. ADRO, ITMG, dan PTBA memiliki net cash yang melimpah,” lanjut Stockbit.
Dari sisi valuasi, Stockbit menggunakan estimasi laba bersih ketiga emiten tersebut yang lebih tinggi, sekaligus memperhitungkan net-cash yang solid.
“Sehingga implied valuasi ketiganya menjadi jauh lebih rendah: ADRO 3,6x, PTBA 4,7x, dan ITMG 2,6X,” tulis Stockbit.
(DES)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.