Jurus Pertamina Cetak Petani Muda, Manfaatkan Aplikasi hingga Drone
Teknik yang diperkenalkan dalam Program Petani Maju 4.0 ini adalah inovasi Sistem Pertanian Pertakultur yang mengintegrasikan sistem pertanian dari hulu ke hilir dengan sistem Pertakultur ramah lingkungan. Program ini memiliki 3 keunikan yaitu kolaborasi petani tua dan muda, inovasi dekompose biotasuke dari limbah organik.
Ada juga integrasi teknologi dan pertanian berupa penggunaan drone untuk monitoring pertanian dan mitigasi kebakaran hutan dan lahan, serta pengembangan aplikasi tanam digital untuk pemasaran produk.
Program Petani Maju 4.0 mengelola limbah organik dan berhasil menghasilkan inovasi pupuk cair organik (PCO), yang diberi nama Biotasuke hingga 500 liter per bulan.
PCO juga digunakan untuk pemupukan dalam proses penyemaian tumbuhan langka di greenhouse di Lapangan BSP untuk mendukung program Keanekaragaman Hayati. Frans Alexander A. Hukom, Head of Communication Relations & CID PHM Zona 8 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, mengungkapkan tahun ini fokus program pada penyiapan kemandirian sebagai bagian dari exit strategi.
"Harapannya, Program Petani Maju 4.0 dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan di Kutai Kartanegara," kata dia dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024).
Ditambahkan oleh Frans, PHM menargetkan kelompok pemuda untuk implementasi program ini dengan harapan dapat meneruskan budaya bertani. Awalnya pemuda yang mau terlibat di kegiatan pertanian bisa dihitung jari, namun jumlahnya kini terus meningkat. Ada yang terlibat langsung dalam kegiatan pertanian dan peternakan, serta ada pula yang aktif dalam pemasaran produk.
Pelaksanaan program telah mengurangi jumlah pengangguran dengan pemberdayaan 33 pemuda bertani dan mendukung pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah organik. Dari aspek pengelolaan lingkungan, program ini mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah perkebunan sebanyak 259,2 kg CH4/tahun.
Sementara itu, pengurangan karbon stok biomassa mencapai 91,64 ton CO2/tahun dan penghematan biaya irigasi sebesar Rp 1,2 juta per tahun.
Teknologi lain yang diperkenalkan adalah pemanfaatan aplikasi Tanam Digital yang menjadi sarana pemasaran daring serta akses informasi produk pertanian dan peternakan.
Saat ini para pemuda yang menjadi operator aplikasi Tanam Digital, untuk menarik minat pembeli produk-produk hasil pertanian maupun olahan produk pertanian yang dihasilkan. Keunikan program lainnya, kelompok Petani Maju 4.0 diperkenalkan penggunaan drone untuk kegiatan patroli hijau.
"Kini mereka mampu mengolah data untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi lahan-lahan yang rawan kebakaran," jelas Frans.
(ily/kil)
Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.