Pasardana.id - Riset harian Fixed Income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif pada sesi perdagangan kemarin (24/7).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 5 basis poin menjadi 6,81%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,98%.
Sementara data Bloomberg menunjukkan level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat sebesar 1 basis poin menjadi 7,01%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,83-7,10%.
Sementara itu, volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp11,7 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp23,6 triliun.
FR0101 dan FR0100 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp2,3 triliun.
Sedangkan, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,1 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah tipis sebesar 0,01% dari level Rp16.214/ US$ di hari Selasa menjadi Rp16.215/US$.
Adapun dari eksternal, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 3 bp dari hari sebelumnya menjadi 4,12%, sementara yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 3 bp menjadi 4,28%.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia juga meningkat sebesar 2 bp menjadi 74 bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0101, FR0078, FR0087, FR0085, FR0073, FR0058, FR0065, FR0100,” sebut analis Fixed Income BNI Sekuritas, Kamis (25/7).
Hot
No comment on record. Start new comment.