Note

Pemerintah Mau Perpanjang Restrukturisasi Kredit, Bos BRI Buka Suara

· Views 24
Pemerintah Mau Perpanjang Restrukturisasi Kredit, Bos BRI Buka Suara
Direktur Utama BRI Sunarso - Foto: BRI
Jakarta

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) merespons rencana pemerintah yang ingin melanjutkan program restrukturisasi kredit COVID-19. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan mendukung rencana tersebut.

Meski begitu, dia mengaku pihaknya siap apabila program tersebut tidak diperpanjang. Dia menyatakan pihaknya telah menyediakan alokasi biaya cadangan untuk penyaluran kredit ke pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sebagai informasi, pemerintah mengusulkan kepada regulator dalam hal ini OJK untuk memperpanjang restrukturisasi kredit COVID-19 hingga tahun 2025 mendatang. Stimulus restrukturisasi kredit ini menjadi kebijakan yang sangat penting dalam menopang kinerja debitur, perbankan dan perekonomian secara umum pada periode pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang sebenarnya kebijakan relaksasi ataupun kesempatan untuk melakukan restrukturisasi sudah berakhir pada bulan Maret 2023. Dan jauh sebelum itu, BRI sudah sangat menyiapkan diri seandainya nanti itu tidak diperpanjang. Oleh karena itu, yang paling penting adalah kita menyiapkan segala macam bantalan yang kita sebut cadangan terutama mengalokasikan biaya untuk pencadangan. Itu sudah kita lakukan dengan baik," kata Sunarso dalam Paparan Kinerja Semester I 2024 yang disiarkan secara daring, Kamis (25/7/2024).

Dia menekankan pihaknya akan patuh terhadap ketentuan yang berlaku nanti. Dia juga menegaskan akan mematuhi apapun keputusan regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke depannya.

ADVERTISEMENT

"BRI pada prinsipnya, sepanjang sesuai ketentuan, dalam artian aturannya yang dalam hal ini, kita tunduk pada aturan OJK, karena itu domainnya OJK. Kalau itu diakhiri, ya kita ikuti. Kalau itu diperpanjang, sepanjang itu jelas ada aturannya, kita ikuti," jelasnya.

Lebih lanjut, apabila nantinya program tersebut tidak diperpanjang, pihaknya akan tetap fokus memperbaiki kualitas kredit yang bermasalah. Apalagi sisi non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pelaku UMKM, khususnya pelaku usaha mikro masih cukup tinggi.

Dia pun membeberkan dua jurus utama, yakni pencadangan dan restrukturisasi secara komersial. Dalam hal ini, dia bilang pihaknya tidak akan melonggarkan ketentuan yang ada.

"Dan kemudian pada akhirnya, memang kita harus menyelesaikan problem loan itu dengan ketentuan-ketentuan mengikuti kaedah risk management. Terutama yang paling utama adalah kita menghapus kredit, tetapi harus cukup cadangannya. Maka yang paling penting adalah menyiapkan cadangannya. Itu saya kira yang paling penting," terangnya.

(kil/kil)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.