Tertekan Sentimen Ekonomi AS, Rupiah Melemah ke Rp16.301

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 51 poin atau 0,31 persen ke level Rp16.301 per USD pada Jumat (26/7/2024).
Pelemahan Rupiah tertekan oleh sentimen ekonomi AS yang diproyeksi menguat pada kuartal kedua 2024 disertai dengan data indeks harga PCE.
“Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi mereda lebih lanjut pada Juni, meskipun sedikit. Hal itu juga terjadi beberapa hari menjelang pertemuan Fed di mana bank sentral secara luas diharapkan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga pada September," ujar pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi.
Ibarahim menilai, suku bunga yang lebih rendah menjadi pertanda baik bagi emas dan logam mulia, mengingat bahwa mereka mengurangi biaya peluang berinvestasi dalam aset yang tidak menghasilkan.
Di sisi lain, Wakil Presiden AS Kamala Harris menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membantu mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan meringankan penderitaan warga sipil Palestina.
Dari sisi domestik, pasar terus memantau perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia ke China yang membengkak pada Mei 2024 menjadi USD22,86 miliar atau setara Rp372,3 triliun (kurs Rp16.288 per USD).
Secara umum posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2024 ini berada di angka USD407,3 miliar atau setara Rp6.634,1 triliun. Posisi tersebut naik 1,8 persen (year-on-year/yoy) dari Mei 2023 yang senilai Rp400,24 miliar.
Secara bulanan atau month-to-month (mtm) dari April 2024 pun, posisi utang luar negeri naik 2,1 persen dari USD398,82 miliar menjadi USD407,3 miliar.
Bank Indonesia mencatat kenaikan utang terutama didorong oleh bank sentral, dengan nilai US$18,78 miliar pada Mei 2024, naik dari USD9,26 miliar pada Mei 2023.
Walaupun utang membengkak, namun Struktur ULN Indonesia hingga Mei 2024 tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang tercatat sebesar 29,8 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9 persen dari total ULN.
Khusus posisi ULN Indonesia terhadap China, tercatat adanya kenaikan baik secara tahunan maupun bulanan yang masing-masing sebesar 14,28 persen (yoy) dan 4 persen (yoy).
Jika membandingkan ULN dari China dengan total ULN secara keseluruhan, porsi utang dari China memang tercatat hanya sekitar 5,6 persen dari total utang Indonesia.
(DES)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.