PT Timah Kantongi Laba Bersih Rp 434,4 Miliar Semester I 2024
PT Timah Tbk mencatatkan laba bersih Rp 434,48 miliar periode Semester I 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Fina Eliani mengungkapkan capaian ini 151% dari target yang telah ditentukan perusahaan.
Fina menjelaskan perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,21 triliun pada semester I 2024, ini meningkat 14% dari Rp 4,57 triliun di semester I2023. Kenaikan pendapatan terjadi di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% dari US$ 26.828 atau Rp 435 juta (kurs Rp 16.246) per metrik ton di semester I-2023 menjadi US$ 30.597 atau Rp 497 juta per metrik ton di semester I-2024.
Di sisi lain, Fina mengatakan harga pokok pendapatan Perseroan turun sebesar 4% dari Rp4, 6 triliun di semester I-2023 menjadi Rp3,99 triliun di semester I-2024. Walhasil, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp688 miliar dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp1,21 triliun atau 227% dari semester I-2023.
"Nilai aset Perseroan pada semester 1-2024 naik 3% menjadi Rp13,25 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Sementara, posisi liabilitas Perseroan turun 2% sebesar Rp6,48 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt," jelas dia dalam siaran pers, Kamis (1/8/2024).
Adapun posisi ekuitas perseroan sebesar Rp 6,77 triliun, Fina mengatakan ini naik 8% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp 6,24 triliun. Kinerja keuangan perseroan juga menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 47,4%, Current Ratio sebesar 162,9%, Debt to Asset Ratio sebesar 48,9%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 95,6%.
Kinerja Operasi Perusahaan
Sampai semester I 2024, PT Timah mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.755 ton. Produksi logam sendiri naik 19% menjadi 9.675 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton, sementara penjualan logam timah turun 0,1% menjadi 8.299 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.307 ton.
Fina mengatakan harga jual rata-rata logam timah sebesar US$ 30.397 atau Rp 493 juta per metrik ton atau naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 26.828 atau Rp 435 juta per metrik ton. Dalam kurun waktu tersebut, PT Timah mencatat ekspor timah mencapai 90% dari total produksi perusahaan. Ada enam negara besar negara tujuan ekspor meliputi Singapura 18%, Korea Selatan 16%, India 13%, Amerika Serikat 10%, Jepang 8%, dan Belanda 6%.
Untuk prospek bisnis ke depan, Fina mengatakan harga rata-rata logam timah CSP di London Meta Exchange (LME) pada semester I-2024 naik 11% menjadi US% 29.299 atau Rp 475 juta per metrik ton dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 26.301 atau Rp 427 juta per metrik ton. Sementara proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran US% 28.000-30.000 per metrik ton.
Guna meningkatkan kinerja operasi produksi, Fina menjelaskan perseroan berupaya menambah jumlah unit produksi darat maupun laut serta pembukaan lokasi baru. "Sejalan dengan upaya tersebut, Perseroan pun melakukan beberapa inisiatif strategis," jelas Fina.
Beberapa di antaranya seperti peningkatan sumber daya dan cadangan secara organik/anorganik, penambahan alat penambangan, digitalisasi bisnis proses untuk mendukung efektivitas operasi, optimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer, peningkatan produktivitas dan jumlah unit produksi darat maupun laut melalui percepatan pembukaan lokasi baru serta efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis untuk mencapai target produksi Perseroan di tahun 2024.
Berdasarkan CRU Tin Monitor, Fina menjelaskan produksi logam timah dunia di semester I-2024 diperkirakan turun 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton. Sementara, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.770 ton, turun 36% dari awal tahun 2024 di posisi 7.450 ton.
Kondisi tersebut dinilainya dapat berdampak baik bagi Perseroan sehingga Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih menjadi Rp434,48 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Seiring berjalannya perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia, peningkatan produksi bijih timah, membaiknya harga jual rerata logam timah serta efisiensi yang dijalankan Perseroan pada semester 1 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya berdampak positif pada kinerja keuangan Perseroan sehingga Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup signifikan di Semester 1-2024. Perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi yang beroperasi, serta tetap fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis Perseroan." ujar Fina.
(kil/kil)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.