Aplikasi China Bikin Waswas UMKM Masuk Tetangga RI, Ini Kata Menteri Jokowi

Aplikasi asal China, Temu, diam-diam telah beroperasi di Thailand pada Senin (29/72024). Kabarnya, Temu menawarkan diskon hingga 90%.
Melansir The Low Down Momentum Works, operasional Temu di Thailand menandai market ketiganya setelah Malaysia dan Filipina. Situs Temu di Thailand menawarkan berbagai macam produk dengan sistem perdagangan lintas perbatasan atau cross-border.
Bagaimana jika Temu akan lanjut masuk ke Indonesia? Menanggapi hal tersebut, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki buka suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teten mengatakan aplikasi tersebut belum masuk ke Indonesia. Pemerintah pun, menurut Teten, akan membahas cara agar aplikasi tersebut tidak menyerbu Indonesia.
"Kan belum masuk Indonesia. Nanti dibahas di pemerintah," kata Teten saat ditemui di Smesco Indonesia, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan target pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Posisi kedua, ditempati oleh Thailand. Momentum Works pun meramalkan Temu bakal masuk ke Indonesia dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, Temu mengirim produk dari Guangzhou ke Bangkok melalui jalur darat. Pengiriman melalui jalur logistik ini membutuhkan waktu 5 hari.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan sampai saat ini aplikasi tersebut belum masuk ke Indonesia. Pihaknya akan memantau terus pergerakan dari aplikasi tersebut.
"Temu itu kan sebenarnya belum mendaftar di kita. Saya juga sudah mengecek ke Kominfo itu belum masuk," kata Isy ditemui di Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).
Isy menjelaskan, aplikasi Temu memiliki model bisnis yang berbeda dengan kebijakan Indonesia. Bahkan menurutnya tidak cocok dengan aturan Indonesia.
"Temu itu kan model bisnisnya kan factory to consumer (f to c) itu tidak cocok dengan kebijakan di Indonesia. Itu kan bertentangan dengan PP 29 Tahun 2021. Jadi kalau setiap kegiatan dari factory ke consumer harus ada perantaranya, ada harus distributor. Jadi tidak bisa dari pabrik langsung ke konsumen," jelas dia
(hns/hns)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.