Pasardana.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa inovasi dan investasi menjadi fokus untuk percepatan digitalisasi di Indonesia. Karena itu, pemerintah akan melakukan dua langkah, yakni membangun ekosistem artificial intelligence dan hilirisasi semikonduktor.
"Untuk pembangunan ekosistem artificial intelligence, ditekankan untuk peningkatkan Riset dan Pengembangan (R&D). Serta akan masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi untuk pengembangan futuristik teknologi," ujarnya.
Untuk mendukukung akselerasi digital, Pemerintah juga telah menyelesaikan kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030. Kebijakan ini untuk mendorong sektor digital agar dapat berkontribusi pada PDB secara bertahap sebesar 20 persen tahun 2045.
“Di tingkat regional, Indonesia juga telah mencapai kesepakatan pengembangan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). DEFA bertujuan untuk memajukan digitalisasi dan interoperabilitas,” ucap Menko Airlangga.
Jika tidak ada DEFA, perekonomian ASEAN diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar USD1 triliun. Tapi dengan implementasi DEFA, perekonomian ASEAN kemungkinan bisa tumbuh USD2 triliun.
Sedangkan untuk hilirisasi semikonduktor, Amerika sudah memilih Indonesia menjadi tujuh negara prioritas dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ke dalam International Technology Security and Inovation (ITSI) Fund, pendanaan khusus untuk semikonduktor.
Sektor digital Indonesia, sambung Menko Airlangga, telah meraih beberapa capaian di tingkat global. Dalam World Digital Competitiveness Ranking, peringkat Indonesia naik dari ke-56 tahun 2019, menjadi peringkat ke-45 tahun 2023.
Indonesia juga menempati peringkat ke-6 dunia yang perusahaan rintisan (start-up) inovatif terbanyak. Sedangkan di ASEAN menempati peringkat pertama, dengan 15 unicorn dan dua decacorn yang sudah mendunia.
Hot
No comment on record. Start new comment.