Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (1/8), IHSG ditutup menguat 70,22 poin (+0,97%) ke level 7.325,98.
Penguatan tersebut didorong aksi beli investor asing dan terapresianya nilai tukar Rupiah sebesar +0,31% terhadap dollar AS menjadi Rp16.243 (JISDOR).
Kemudian, BPS merilis data inflasi Indonesia yang tercatat turun menjadi 2,13% yoy (Jul-24), sebelumnya 2,51% yoy (Jun-24).
Secara historical, selama empat tahun terakhir IHSG selalu menguat di bulan Agustus dengan rata-rata kenaikan +1,66%.
Di saat yang sama, investor memperkirakan penurunan suku bunga the fed sebesar 25 bp di bulan September, dengan total pelonggaran lebih dari 70 bps yang terlihat di tahun ini.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah, dimana DJIA (-1,21%), S&P 500 (-1,37%), & Nasdaq (-2,29%).
Pelemahan tersebut disebabkan katalis negative dari kontraksi PMI Manufaktur ISM AS bulan Juli 2024 yang berada di level 46,8, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 48,8.
Kontraksi tersebut merupakan yang terdalam dalam delapan bulan terakhir dan lapangan kerja turun ke level terendah tahun 2020.
Klaim pengangguran awal naik menjadi 249 ribu, level tertinggi dalam hampir satu tahun terakhir, kemudian biaya tenaga kerja meningkat sekitar setengah dari perkiraan pasar di Q2 dan produktivitas meningkat.
“Menyikapi beragam kondisi terseut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan mixed dengan kecenderungan tertekan,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Jumat (02/8).
Hot
No comment on record. Start new comment.