Note

Penjual Kaset Pita Masih Eksis Sampai Sekarang, Berapa Omzetnya?

· Views 26
Penjual Kaset Pita Masih Eksis Sampai Sekarang, Berapa Omzetnya?
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta

Kaset pita lagu-lagu zaman dulu (jadul) masih diminati banyak orang. Bahkan ada anak-anak usia sekolah dasar (SD) datang untuk membeli koleksi kaset yang mungkin umurnya lebih tua dari mereka.

Kondisi ini tentu membuat omzet para pedagang kaset cukup untuk menyambung hidup. Termasuk salah satunya penjual kaset bernama Adel di toko Storage Vintage, Blok M Square, Jakarta Selatan.

Adel mengaku dalam sebulan ia bisa mendapat omzet setara UMR Jakarta yang saat ini di kisaran Rp 5 juta. Namun ia enggan untuk menjelaskan lebih rinci berapa penghasilannya dari usaha ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Omzet ya cukup lah untuk bayar sewa toko, listrik sama kelebihan jajan lah. Ya intinya ketutup aja sih, ada lah lebihnya. (UMR Jakarta sampai?) kalau UMR sampai, kadang buat toko sama listrik belum jajan rokok, kopi, makannya itu sudah UMR sendiri itu. Ada lebihnya sedikit lah," katanya saat ditemui detikcom.

Ia menjelaskan omzet ini tidak hanya berasal dari hasil penjualannya secara offline di toko, tapi juga dari hasil jualannya secara online di berbagai platform e-commerce. Sebab sebelum membuka toko di Blok M Square, ia sudah lebih dulu jual kaset pita secara online.

ADVERTISEMENT

Saat ini, khusus untuk kaset-kaset yang dijual online, Adel menandai kemasan kaset dengan tempelan kertas berbentuk bulat kecil berbagai warna. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari memasarkan kaset yang sama di satu e-commerce. Selain itu, cara ini juga membantunya dalam mencari kaset yang dijual secara online saat menerima pesanan.

"Kalau yang dititik orange ini sudah masuk (dijual secara) online. Ini kan sudah di-posting gitu, ngasih tanda biar gampang ada yang pesan nggak usah cari-cari," jelas Adel.

Untuk harga jual kaset pita ini cukup bervariasi tergantung pada kelangkaan barang hingga ketenaran penyanyi/lagu dalam kaset tersebut. Mulai dari yang paling murah Rp 30 ribu sampai jutaan rupiah.

"Rata-rata (harga kaset) paling ya start dari Rp 40 ribuan. Rp 30-40 ribu standar, paling murah itu. Kalau paling mahal mah bisa sampai ratusan ribu sampai jutaan juga ada kalau yang benar-benar langka ya," tuturnya.

Sementara itu penjual lain di toko Kedai Musik, Blok M Square, bernama Andri mengaku bisa mendapatkan omzet sekitar dua kali UMR Jakarta. Namun ia juga enggan untuk merinci lebih jauh berapa penghasilannya dari berjualan kaset ini.

Andri menjelaskan pendapatannya bisa sangat bergantung pada jumlah barang dan harga yang dijual. Jika ia berhasil menjual kaset dengan harga yang lebih mahal tentu omzetnya akan semakin besar juga.

"Kalau ngomongin omzet ya lumayan lah, ya relatif banyak sedikitnya. Pokoknya kalau dari CD dan kita mulai harga kan Rp 50 ribu, piringan hitam kita mulai harga Rp 100 ribu. Ya lumayan lah, kalau angka kita nggak bisa sebut," ucapnya.

"(Tapi omzet setara UMR dapat?) lebih lah, ya dua kali lipat UMR ya lumayan lah. Bahkan bisa lebih tergantung kita punya barang. Namanya usaha hobi, kadang kita dapat rezekinya itu. Saya pernah jual CD Rp 800 ribu," tambah Andri.

Pada umumnya Andri menjual kaset pita dari harga termurah Rp 20 ribu. Namun jumlah ini bisa meningkatkan berkali-kali lipat tergantung pada tingkat kelangkaan kaset. Apalagi kalau di kaset tersebut ada tanda tangan sang artis, membuat nilai tawar produk ini jadi lebih tinggi.

"Kadang kan orang ada kepuasan sendiri kalau di kasetnya itu ada tanda tangan artis kan. Jadi bisa kita jual lebih tinggi lah," ucapnya.

Sama seperti Adel, ia mengaku juga berjualan kaset pita di e-commerce. Menurutnya dengan berjualan secara online, ia bisa memasarkan kaset dagangannya hingga ke berbagai daerah di Indonesia yang justru di wilayah mereka tidak ada penjual produk rekaman jadul ini.

"Untungnya sekarang kan ada dibantu online ya, banyak market place. Nah di satu sisi kan untuk orang-orang di daerah kan mereka sudah nggak ada yang punya toko (tidak ada penjual kaset pita di daerahnya). Kita lewat online, itu membantu juga," terang Andri.

(fdl/fdl)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.