Duh! Impor LPG RI Makin Menggunung, Tembus 6 Juta Ton/Tahun

Pemerintah tengah mendorong pembangunan infrastruktur gas bumi. Hal ini dilakukan agar produksi gas bumi yang ada di Tanah Air bisa termanfaatkan.
Dengan pemanfaatan gas bumi tersebut, Indonesia akan bisa mengurangi impor. Apalagi, Indonesia mengimpor Liquefied Petroleum Gas (LPG) hingga 6 juta ton per tahun.
"Jadi sekarang kan kita impor LPG lebih dari 6 juta ton setahun. Kalau harganya US$ 575 per ton, dikali-kaliin aja tuh," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Jakarta, Jumat (2/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, pada tahun ini pemerintah fokus menyelesaikan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem). Kemudian, pada tahun tahun depan akan fokus menyelesaikan pipa Dumai-Sei Mangkei (Dusem).
Arifin mengatakan, belakangan ini ada beberapa temuan sumber gas jumbo. Dia berharap, sumber gas itu bisa segera produksi.
"Jadi kalau kita lihat di region 1 di ujung Sumatera nanti kan ada South Andaman, ada Andaman, ada juga bloknya ENI yang juga sudah dilepas. Jadi itu juga potensi besar. Sekarang Mubadala yang sudah dapat potensi kurang lebih sampai 5 TCF ini sedang mau cepat, dia ingin balapan juga sama ENI supaya bisa berproduksi cepat, kita harapkan bisa speed-nya sama seperti 2028 bisa berproduksi," terangnya.
Arifin berharap, dengan pembangunan infrastruktur gas ini akan mendorong pembangunan jaringan distribusi gas. Sehingga, gas itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Nah dengan adanya transmisi gas ini, nanti juga ke depannya akan membuka wilayah jaringan-jaringan distribusi gas. Wilayah itu didorong untuk bisa menyediakan jaringan gas ke masyarakat dan selain industri," katanya.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu produsen gas bumi terbesar di dunia, namun karena terkendala infrastruktur pipa gas, gas bumi yang diproduksi sebagian tidak terserap di dalam negeri sehingga harus di ekspor. Sementara, kebutuhan LPG yang didistribusikan melalui tabung gas kebutuhannya semakin tinggi dan harus ditutupi dengan impor.
(acd/rrd)Reprinted from republika_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.