Menteri ESDM Ungkap Kontraktor Migas Cabut ke Meksiko hingga Afrika

Pemerintah mencari cara agar investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) menarik. Langkah ini diambil agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) tidak kabur ke negara lain.

Pasalnya, menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, banyak kontraktor migas lari ke negara lain seperti Guyana, Mozambik dan Meksiko.

"Nah ini kita juga sudah mengkaji, karena negara-negara lain ternyata juga mempunyai skema kebijakan yang lebih agresif, sehingga banyak KKKS yang lari ke tempat lain, Guyana contohnya. kemudian juga Mozambik, sampai di Meksiko. Jadi mereka menggunakan skema yang sangat simpel, yaitu tax dan royalti, tidak ada yang lain-lain. Maka itu kita berusaha untuk bisa mengimbangi," terang Arifin di kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Selain itu Arifin mengatakan pemerintah juga mengejar target net zero emission (NZE) meski harus menghadapi fakta jarak antara kebutuhan dan produksi migas dalam negeri semakin lebar.

"Nah ini tentu saja bisa nanti kalau ada pada saatnya undang-undang migas, ini akan di launching, tentu saja kita bisa kasih masukan-masukan lagi, karena kita memang timingnya sudah mepet, karena kita sudah punya target, target apa? Net zero dan kemudian akselerasi dari transition energy ini harus masih dipercepat, nah sementara itu masih berjalan, gap demand dan produksi dalam negeri makin melebar," jelas Arifin.

Arifin menambahkan hal lain yang tak kalah penting adalah pembangunan infrastruktur migas. Tanpa infrastruktur maka energi tersebut tak bisa disalurkan.

"Nah ini tentu saja nanti devisa dan lain sebagainya akan berpengaruh. Nah yang paling penting lagi satu ini adalah infrastruktur, baik infrastruktur energi itu baik digas maupun listrik, karena tanpa infrastruktur ini kita tidak bisa mendeliver apa-apa yang kita miliki," katanya.