Terungkap! Ini Kelompok yang Paling Banyak Jadi Korban Soceng
Social engineering (soceng) atau teknik manipulasi kerap memakan korban dan menyebabkan uang melayang. Pelaku soceng biasanya mengatasnamakan pihak tertentu dan menjalankan berbagai modus penipuan.
Modus yang biasa digunakan misalnya, menyebarkan undangan pernikahan, pengumuman pemenang undian, hingga informasi kecelakaan terhadap kerabat melalui aplikasi perpesanan. Namun, jika undangan itu diklik bisa menguras rekening korban.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso Liem mayoritas korban penipuan umumnya adalah Gen X atau yang lahir pada 1965-1980 dan Baby Boomers atau yang lahir pada 1946-1964.
"Kami pernah lakukan riset. Pertama justru yang pernah kena hack banyak adalah nasabah-nasabah yang Gen X dan Baby Boomers, yang tua. Karena mungkin mereka gaptek, nggak ngerasa tahu tentang ini," katanya dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024).
Pihaknya terus mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam mengambil tindakan. Tak hanya itu, soceng juga kerap menyasar generasi muda yang bersikap acuh.
"Kan karena mereka muda, cuek terus 'ah apa sih'. Ternyata diklik sembarangan. Makanya kita menyampaikan kalau kamu nggak tahu, tolak aja. Ngapain kepo," sebut dia.
Santoso menyebut, pelaku penipuan memanfaatkan psikologis korban untuk menyebarkan informasi yang seolah-olah kabar baik maupun kabar buruk. Korban yang masuk jebakan bisa mengalami kerugian besar.
"Cuma yang dilematis banyak customer kita, ada dua yang kami catat, kalau nggak dibikin sangat happy, atau dibikin sangat takut. Sangat happy adalah, selamat Anda mendapatkan mobil. Terus gimana? Ini bisa di-withdraw asal ini. Nah itu mulailah semua yang namanya gembok dan kuncinya bahkan dompetnya dikasih. Itu sangat happy. Atau ditakuti, pak, ini ada saudara masuk dalam rumah sakit atau kecelakaan. Terus ini bisa ditolong apabila bla bla. Nah di situ lah terjadi," tambah dia.
Modus yang belakangan terjadi penyebaran aplikasi pencuri data berupa APK. Pelaku menyebarkan virus atau malware saat APK diklik yang menyebabkan data-data penting bisa diketahui. Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya edukasi demi menghindari modus semacam itu.
(ily/ara)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.