Ekonom Buka-bukaan Dampak ke RI Jika Trump Menang Pilpres AS
![Ekonom Buka-bukaan Dampak ke RI Jika Trump Menang Pilpres AS](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202408/62d1d302aa0405cb09bd12b19c618668db639289.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
Amerika Serikat (AS) akan melangsungkan pemilihan presiden (Pilpres) pada 5 November 2024. Berbagai dinamika terjadi selama perjalanan menuju Pilpres tahun ini, mulai dari serangan penembakan ke Donald Trump, hingga Joe Biden mengumumkan pengunduran diri dan digantikan oleh Kamala Harris.
Momentum ini memberi kesempatan warga AS untuk menetapkan pilihannya atas presiden selanjutnya, menggantikan presiden saat ini, Joe Biden. Lantas, apakah Pilpres AS berdampak ke Indonesia?
Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif mengatakan volatilitas nilai tukar rupiah masih terjaga positif menjelang Pilpres AS. Dia menyebut, pasar melihat peluang kesempatan Trump untuk menang pada Pilpres kali ini, meskipun kandidat lawannya digantikan Kamala Harris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maynard menyebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila Trump menang. Pertama, kebijakan Trump akan lebih pro ke domestik AS, baik dari sisi pajak maupun menetapkan tarif-tarif yang dapat mengerek perekonomian AS.
"Jadi ini yang perlu kita perhatikan. Selain itu, kelihatannya Trump dari sisi lingkungan hidup lebih relaks dibandingkan Biden maupun Harris. Jadi, mungkin ada beberapa policy-policy yang harus kita perhatikan apakah berdampak positif ke Indonesia sekarang," katanya dalam acara Group Interview Bersama Ekonom Bank DBS, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2024).
Dia menekankan, Trump masih mempunyai tensi dengan China. Di sisi lain, Indonesia masih mempunyai sejumlah kerja sama dengan negeri Tirai Bambu tersebut. Untuk itu, dia menilai kebijakan yang diambil Trump nantinya terhadap China harus menjadi perhatian.
"Kalau Trump menang mungkin banyak yang pertanyakan apakah policy Trump kepada China dan bagaimana dampaknya ke Indonesia.
Sementara itu, Senior Economist DBS Bank Radhika Rao menilai terlepas dari siapapun yang menjadi presiden terpilih AS, dolar AS diperkirakan tetap menguat. Meski begitu, dia menyebut penguatannya tidak seperti sekarang.
Pasalnya, dia menyebut kedua kandidat presiden, baik Trump maupun Harris cenderung anti-China. Apabila salah satunya terpilih, yang paling berdampak adalah China.
"Jadi, untuk kebijakan baik Trump maupun Haris, mereka menang lebih pro ke anti China. Tentunya ini berdampak ke policy China. Dua-duanya kelihatannya masih negatif terhadap China. Dengan kondisi seperti itu maka siapapun yang menang kelihatannya dolar masih akan cukup kuat tapi mungkin tidak sekuat sekarang," kata Radhika.
Radhika menilai, Bank Indonesia (BI) tidak sering menurunkan suku bunga seperti, Bank Sentral AS, The Fed. Apabila The Fed dapat menurunkan suku bunga acuan hingga empat kali, BI tidak sesering itu. Menurutnya, volatilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga.
"Jadi, kalau The Fed mungkin turunkan dua kali tahun ini dan empat kali tahun depan, mungkin BI tidak akan sebanyak itu. jadi kalau kita lihat dengan posisi seperti itu mestinya rupiah juga vitalitasnya mungkin masih bisa terjaga," jelasnya.
(ara/ara)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.