Note

Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing

· Views 46
Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing
Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing (foto: MNC media)

IDXChannel - Kinerja keuangan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance, di sepanjang Semester I-2024 dinilai cukup solid di tengah kondisi pasar yang penuh tekanan.

Hal tersebut diyakini sebagai faktor pendorong bagi investor asing yang dalam beberapa waktu terakhir terpantau getol memborong saham anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

Baca Juga:
Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing Kinerja Moncer, Laba Usaha Asuransi Tugu (TUGU) Melesat 96,1 Persen

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian non-audit per akhir Juni 2024, TUGU mengantongi laba usaha senilai Rp517 miliar. Kinerja operasional TUGU melonjak 68 persen secara tahunan, dibanding akhir Juni 2023 lalu. 

Sebagai informasi, TUGU baru saja merilis laporan keuangan semester I-2024 pada 26 Juli 2024. Namun di sepanjang bulan Juli 2024, investor asing terpantau getol memborong saham TUGU.

Baca Juga:
Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing Ditopang Modal Kuat, Asuransi TUGU Diklaim Siap Hadapi Berbagai Risiko

Secara akumulatif, investor asing tercatat membukukan beli bersih (net buy) saham TUGU senilai Rp13 miliar di sepanjang bulan Juli 2024.

Menariknya, sejak 2-26 Juli 2024, investor asing terpantau selalu net buy saham TUGU. Terakhir di pekan lalu saja, asing net buy saham TUGU senilai Rp2,9 miliar dengan nilai beli bersih terbesar pada 24 Juli, atau dua hari jelang rilis laporan keuangan.

Baca Juga:
Kinerja Tumbuh Solid, Saham TUGU Getol Diburu Investor Asing Pendapatan Naik, Asuransi Tugu (TUGU) Dulang Laba Rp439 Miliar di Semester I-2024

Kala itu asing net buy TUGU senilai Rp 2 miliar. 
Sebenarnya tren akumulasi saham TUGU oleh investor asing terjadi di sepanjang 2024. Secara year-to-date, saham TUGU telah dibeli bersih oleh asing sebesar Rp21,4 miliar dan menjadi saham di sektor asuransi umum yang paling diburu asing.

"Hal ini wajar, karena investor terutama asing mengantisipasi adanya perbaikan kinerja operasional dan core business TUGU, apalagi semua anak usaha bahkan entitas asosiasi juga mengalami kenaikan kinerja. Ditambah lagi valuasi yang terdiskon dengan PBV <0,5x membuat saham TUGU menjadi appealing untuk dikoleksi," ujar Research Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, dalam keterangan resminya.

Senada dengan Nurwachidah, Analis Panin Sekuritas, Sarkia, juga melihat momentum perbaikan kinerja di seluruh lini juga menjadi katalis positif untuk asing mengakumulasi saham TUGU.

"Kinerja investasi tetap meningkat sejalan dengan kenaikan aset investasi. Anak usaha TUGU juga mencatatkan pertumbuhan positif terutama dari usaha rental sehingga pendapatan dari segmen anak usaha masih dapat naik 10,7%. kemudian laba dari entitas asosiasi juga melonjak signifikan sampai hampir 4x," ujar Sarkia.
 
Asal tahu saja, TUGU juga memiliki anak usaha di bidang non-asuransi, yaitu untuk bisnis penyewaan gedung perkantoran serta kendaraan bermotor yang dinaungi oleh PT Pratama Mitra Sejati (PMS) serta untuk unit bisnis survei di bawah naungan PT Synergy Risk Management Consultants.

Kemudian, TUGU juga memiliki investasi berupa penyertaan langsung sebagai pemegang saham minoritas di beberapa perusahaan asuransi lain yaitu PT Reasuransi Maipark Indonesia sebesar 14,83 persen dan PT Asuransi Staco Mandiri dengan kepemilikan saham 5,28 persen.

Katalis lain yang juga menunjukkan fundamental kuat TUGU adalah permodalan menurut Sarkia. “Perseroan memiliki kecukupan modal yang sangat kuat, ditandai dengan risk based capital (RBC) yang lebih dari 453% jauh diatas batas minimum OJK yang berada di level 120%” katanya.

Pada semester I-2024, TUGU membukukan pendapatan premi neto sebesar Rp2 triliun, naik 34 persen secara tahunan (yoy). Total pendapatan underwriting mencapai Rp1,8 triliun, tumbuh 37 persen yoy. Total pendapatan TUGU mencapai Rp 2,3 triliun, melesat 31 persen yoy.
 
Hal inilah yang membuat laba operasional perseroan melonjak. Tidak hanya itu marjin operasi pun meningkat menjadi 23 persen di semester I-2024 dari 18 persen di semester I-2023.

Sementara, Nurwachidah melihat, pelemahan IHSG hari ini adalah dampak dari panic selling investor dalam merespons isu-isu eksternal.

Pertama, kekhawatiran resesi ekonomi AS setelah kenaikan tingkat pengangguran ke 4,3 persen di Juli 2024.

Kedua, keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk menaikan suku bunga acuan ke 0,25 persen yang memicu aksi sell-off pada saham-saham di Jepang pada Jumat (2/8/2024) dan Senin (5/8/2024). Kenaikan suku bunga acuan BoJ memicu penguatan signifikan nilai tukar Yen.

"Kondisi ini merugikan mayoritas emiten di Jepang yang berorientasi ekspor atau trading, beserta investor yang memanfaatkan stabilitas kebijakan moneter BoJ selama ini sebagai bagian dari strategi investasinya," ujar Nurwachidah.

Ketiga, kekhawatiran eskalasi konflik geopolitik Timur Tengah yang dapat memicu full-scale war.

Nurwachidah melihat, kondisi-kondisi di atas menyebabkan kepanikan di pasar modal Indonesia yang terindikasi dari pelemahan IHSG yang sempat mencapai 4,2 persen di sesi II perdagangan hari ini.

Padahal, data ekonomi domestik terbaru relatif solid. Realisasi pertumbuhan ekonomi berada di 5,05 persen yoy di kuartal II-2024, lebih tinggi dari ekspektasi di 5 persen yoy.

Selain itu, eskalasi konflik sejauh ini justru memicu kenaikan harga batubara yang relatif menguntungkan bagi Indonesia.

"Selama harga minyak masih berfluktuasi di kisaran USD80 per barel, belum ada dampak negatif langsung ke Indonesia," ujar Nurwachidah.

Karenanya, Nurwachidah masih melihat peluang technical rebound IHSG ke kisaran 7.100 sampai 7.120 pada perdagangan Selasa (6/8/2024) besok. Tepatnya, support ada di level 7.000 dan resistance di 7.120, dengan pivot 7.050.

Alasannya, data domestik Indonesia yang masih solid, meskipun kondisi ekonomi global sedang bergejolak.

"Saham-saham yang dapat diperhatikan fokus pada saham defensif, di antaranya MYOR, AMRT, MAPI, INDF dan KLBF," ujar Nurwachidah.

(Taufan Sukma)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.