Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Pasar saham dunia pulih pada perdagangan hari Selasa (06/08/24) setelah sell-off sehari sebelumnya, sementara imbal hasil US Treasury naik dan US Dollar pun sedikit menguat karena para investor kembali masuk ke aset berisiko dan komentar dari bank sentral AS berhasil meredakan kekhawatiran resesi.
Sebelumnya, rebound sekitar 10% Nikkei di Tokyo membawa sedikit kelegaan setelah penurunan 12,4% pada hari Senin, yang memulai keruntuhan global equity market, dengan penjualan terbesar dalam sehari sejak insiden Black Monday 1987.
Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 294,39 poin, atau 0,76%, menjadi 38.997,66, S&P 500 menguat 1,04% dan NASDAQ Composite terapresiasi 1,03%. MSCI saham global pun terkerek naik 1,17%, setelah indeks tersebut turun lebih dari 3% pada hari Senin untuk hari ketiga berturut-turut.
US FEDERAL RESERVE: Pembuat kebijakan bank sentral AS pada hari Senin menolak anggapan bahwa data pekerjaan Juli yang lebih lemah dari perkiraan mengindikasi ekonomi AS sedang jatuh dalam resesi, walau harus diakui adanya perlambatan ekonomi. Para analis pun beranggapan bahwa satu data bulanan tidak serta merta menyimpulkan opini akan resesi; apalagi ketika di pekan ini tidak banyak data ekonomi pendukung lain maka pelaku pasar sejatinya harus menunggu perkembangan lebih lanjut. BANK OF AMERICA pada catatan mereka kepada para nasabah di hari Selasa, mengidentifikasi 4 alasan kenapa ekonomi AS dipercaya tidak akan jatuh ke dalam skenario hard-landing. Pertama, reaksi The Fed sudah semakin dovish. Kedua, sementara mulai terlihat pelemahan di sektor tenaga kerja, hampir bisa dipastikan The Fed akan melaksanakan pemotongan suku bunga di bulan Sept. Ketiga, dengan turunnya suku bunga acuan, maka resiko kredit macet akan bisa semakin ditekan. Keempat, sekalipun ekonomi AS sangat terguncang, maka obligasi akan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut secara para investor mencari aset safe-haven. Kesimpulannya, secara umum Bank of America tetap mempertahankan pandangan optimistic, walaupun banyak tantangan di depan mata namun 4 faktor di atas dipercaya bisa menyediakan pengaman atas kekhawatiran hard -landing.
CURRENCY & FIXED INCOME: US DOLLAR pulih terhadap mata uang utama lainnya, Yen Jepang stabil di sekitar posisi tertinggi 7 bulan terhadap mata uang AS menyusul rebound tinggi belakangan ini. DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, naik 0,07% menjadi 102,94. Terhadap Yen Jepang, US Dollar menguat 0,4% menjadi 144,74 sementara Euro turun 0,2% menjadi USD 1,093. Imbal hasil US Treasury naik karena kekhawatiran bahwa ekonomi AS dengan cepat memasuki resesi dianggap berlebihan, sementara permintaan safe-haven untuk obligasi AS juga berkurang karena harga saham mulai pulih kembali. Imbal hasil pada obligasi tenor 10-tahun naik 12 bps menjadi 3,903%, dari 3,783% pada Senin malam. Imbal hasil obligasi tenor 30- tahun naik 12,1 bps menjadi 4,1924%. Sementara itu, yield US Treasury tenor 2-tahun, yang biasanya bergerak seiring dengan ekspektasi suku bunga, naik 10,9 bps menjadi 3,9936%, dari 3,885% pada Senin malam.
PETA POLITIK AS: Wakil Presiden Kamala Harris yang telah mendapatkan dukungan penuh dari Partai Demokrat AS untuk maju dalam Pilpres AS melawan Donald Trump, menggandeng Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai capres-nya.
MARKET ASIA & EROPA: Indeks STOXX 600 Eropa akhirnya mampu ditutup menguat 0,29% dalam sesi yang volatile, di mana awalnya ia sempat turun sebanyak 0,54%. Data Factory Orders JERMAN (Jun) dan S&P Global Construction PMI INGGRIS (Jul) yang naik di atas ekspektasi tampaknya turut menjaga sentimen positif di pasar Eropa. Hari ini data indeks harga perumahan Halifax dari Inggris dan Industrial Production lah yang akan disorot para pelaku pasar. Sementara itu dari benua Asia, data Ekspor – Impor CHINA akan dipantau ketat para investor secara konsensus mengharapkan adanya pertumbuhan di bulan Juli pada kegiatan perdagangan internasional negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
KOMODITAS: Harga MINYAK ditutup lebih tinggi pada hari Selasa setelah mencapai posisi terendah dalam beberapa bulan di hari Senin, karena perhatian para trader beralih ke ketatnya pasokan di kala pasar keuangan mulai pulih, sedikit meredakan kekhawatiran tentang prospek permintaan energi. Harga Minyak mentah US WTI ditutup naik 0,36% menjadi USD 73,20 / barel sementara BRENT ditutup pada USD 76,48 / barel, menguat 0,24%. Dari sudut logam mulia, harga EMAS meleleh karena penguatan US Dollar dan naiknya yield obligasi, meskipun ekspektasi pemotongan suku bunga AS pada bulan September dan KONFLIK TIMUR TENGAH yang meningkat membatasi kerugian. Diketahui kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah melancarkan serangkaian serangan drone dan roket ke Israel utara, sebagai balasan atas terbunuhnya salah satu jenderal mereka di wilayah Iran. Harga spot Emas turun 0,82% menjadi USD 2.387,88 / ons, yang mana titik Low kemarin telah menguji Support pertama di angka USD 2364 / ons. Apabila sedikit lagi harga Emas jebol Support layer kedua di harga USD 2350 maka bisa dipastikan harga Emas akan terus meluncur turun menuju USD 2290-2280 / ons.
INDONESIA: hari ini (07/8) akan memantau angka Cadangan Devisa (Jul) yang mana terakhir itu berada pada angka USD 140.2 miliar. IHSG pun sama -sama rebound 70pts / hampir 1% ke level 7129.22 mengikuti pulihnya market regional kemarin dan penutupannya di atas Support MA50 / 7110 membuatnya punya potensi penguatan lebih lanjut hari ini ke arah 7200-7265.
Walau demikian, analis NH Korindo Sekuritas perlu mengingatkan para investor / trader untuk lebih baik trading cepat di saat-saat seperti ini, ketika faktor ketidakpastian & volatilitas pasar masih tinggi.
“Secara teknikal, IHSG akan menguji ulang support yang rusak, momen yang menentukan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Rabu (07/8).
Hot
No comment on record. Start new comment.