Harga Minyak Mentah Rebound usai Terkoreksi 4 Hari Beruntun

IDXChannel – Harga minyak mentah dunia memantul di awal perdagangan sesi Asia, Rabu (7/8/2024), pulih dari level terendah dalam lebih dari enam bulan setelah pasar mereda dari kekacauan pasar pada Senin.
Menurut data pasar, per 09.12 WIB, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent menguat 0,33 persen secara harian ke USD76,36 per barel, sedangkan minyak jenis WTI terapresiasi 0,32 persen ke posisi USD73,01 per barel.
Kedua kontrak berjangka minyak tersebut pulih dari koreksi selama empat hari berturut-turut.
Harga minyak sempat mencapai level terendah sejak awal Februari pada Senin setelah laporan pekerjaan AS yang lemah pada Jumat pekan menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) salah karena menunda pemangkasan suku bunga, yang memperlambat ekonomi di tengah permintaan yang sudah lemah dari China, importir terbesar.
Pasar saham dan komoditas turun tajam pada Senin setelah laporan tersebut.
"Harga minyak kemarin tidak punya banyak pilihan selain mengikuti gerakan pasar secara umum. Tidak sulit menemukan alasan penurunan. Banyak peringatan ekonomi global dan masalah permintaan yang sangat menonjol dari China menawarkan pasar yang dalam istilah tinju 'terus maju dengan kepala terjulur' atau terus bersikap agresif," kata PVM Oil Associates, dikutip MT Newswires, Rabu (6/8).
Penutupan ladang minyak Sharara di Libya, yang memproduksi 270.000 barel per hari, memberikan dukungan pada harga minyak. Karyawan di ladang tersebut diperintahkan untuk menghentikan produksi pada Sabtu oleh salah satu dari dua pemerintah saingan di negara itu, menurut laporan Bloomberg.
Di sisi lain, data API menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 0,18 juta barel minggu lalu, meningkat untuk pertama kalinya dalam lima minggu, tetapi masih di bawah ekspektasi pasar yang memprediksi kenaikan 0,85 juta barel.
Secara geopolitis, selain kasus di Libya, pasar terus memantau ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, terutama ancaman balasan Iran terhadap Israel. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.