Note

JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar

· Views 21
JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar
JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Proses unwinding carry trade berbasis yen Jepang besar-besaran membuat pasar keuangan global tergoncang hebat pada Senin (5/8). Analis menilai proses likuidasi tersebut masih akan berlanjut.

Sebagai gambaran, dalam dunia keuangan, unwinding itu berarti menutup posisi perdagangan (trade), biasanya digunakan ketika perdagangan tersebut kompleks atau besar.

Baca Juga:
JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar Analisis Kebijakan The Fed pada Bursa AS sampai IHSG

Misalnya, jika seorang investor terlibat dalam carry trade, unwinding berarti mereka menjual aset yang diinvestasikan dan mengembalikan pinjaman mereka, seringkali karena perubahan kondisi pasar atau strategi investasi.

Sementara, carry trade adalah strategi perdagangan yang sangat populer di mana investor meminjam dari negara dengan suku bunga rendah dan mata uang lemah dan menginvestasikan kembali uang tersebut dalam aset negara lain dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.

Baca Juga:
JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar BOJ: Tidak Ada Kenaikan Suku Bunga Saat Pasar Keuangan Tak Stabil

Carry trade bisa dibilang menjadi salah satu sumber arus dana terbesar di pasar mata uang global.

Menurut catatan Economics Times, meskipun carry trade juga lazim dilakukan dengan beberapa mata uang, yen Jepang dianggap sebagai salah satu mata uang yang paling banyak digunakan untuk tujuan ini.

Baca Juga:
JPMorgan Cs Sebut Likuidasi Carry Trade Yen Masih akan Berlanjut, Risiko Hantui Pasar Hedge Fund Milik Ray Dalio Sebut Pasar Berlebihan saat Bursa Saham Jepang Anjlok

Dalam carry trade yen, investor, termasuk investor ritel Jepang meminjam dengan suku bunga rendah di dalam Negeri Sakura tersebut dan membeli aset di negara lain dengan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham dan obligasi luar negeri.

Pasar saham AS alias Wall Street menjadi favorit dalam beberapa waktu terakhir seiring penguatan dolar AS.

Yen populer untuk carry trade karena Jepang telah mempertahankan kebijakan suku bunga nol selama lebih dari dua dekade, kecuali periode pendek pada 2006-2008, untuk memerangi deflasi yang terus-menerus.

Namun, situasi saat ini berubah.

Pekan lalu, yen menguat lebih dari 3 persen terhadap dolar AS setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) menaikkan suku bunga menjadi 0,25 persen dan mengumumkan akan mengurangi pembelian obligasi.

Ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) juga berkontribusi terhadap melemahnya dolar.

Meskipun suku bunga di Jepang masih rendah, langkah BoJ dipandang sebagai sinyal bahwa mereka bergerak menuju normalisasi kebijakan moneter.

Pergerakan tajam yen tidak sering terjadi, itulah sebabnya yen menjadi mata uang pilihan untuk carry trade.

Yen harus tetap melemah jika carry trade ini ingin menghasilkan keuntungan.

Alhasil, ketika yen menguat terhadap dolar AS seperti saat ini, investor bergegas mengambil tindakan atau melepas taruhan mereka pada yen sebagai bagian dari carry trade untuk menghindari kerugian.

Seperti juga dicatat Algo Research, Senin (5/8), aksi investor mengurangi leverage (penggunaan utang sebagai modal investasi) dan menutup posisi di semua aset berisiko menjadi penyebab mengapa saham-saham global ambruk pada Senin.

Hal tersebut, kata Algo, merupakan sentimen negatif bagi semua pasar, termasuk Indonesia, karena aliran dana institusi asing kemungkinan besar akan berpindah ke obligasi dan uang tunai (cash) terlebih dahulu sebelum masuk ke saham.

Proses unwinding carry trade yen ini, bersamaan dengan kekhawatiran resesi Amerika Serikat (AS) di tengah data ketenagakerjaan yang melemah selama Juli, dan konflik di Timur Tengah yang memanas, menjadi backdrop kekacauan pasar tiba-tiba pada Senin.

Baru Separuh Jalan

Sementara efek unwinding carry trade yen yang muncul pada Senin membuat investor global terhenyak, analis JP Morgan Chase & Co memperkirakan, hal tersebut masih bakal berlanjut lantaran yen masih menjadi salah satu mata uang yang paling murah (undervalued).

“Kita belum selesai sama sekali,” kata kepala strategi FX global Arindam Sandilya di Bloomberg TV, Selasa (6/8).

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.