Note

Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah

· Views 17
Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah
Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis (8/8/2024), melanjutkan kenaikan pada Rabu (7/8) di tengah berkurangnya kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya tensi konflik di Timur Tengah.

Menurut data pasar, pada Kamis, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent terapesiasi 0,50 persen ke USD78,94 per barel. Pada Rabu, Brent meningkat 3,21 persen, mengakhiri penurunan empat hari beruntun sebelumnya.

Baca Juga:
Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah BEI Cabut Gembok Saham Satria Mega (SOTS)

Setali tiga uang, minyak jenis WTI juga bertumbuh 0,84 persen ke USD76,05 per barel pada Kamis. Minyak WTI mendaki 3,63 persen pada Rabu.

Harga minyak mentah naik seiring dengan surutnya ketakutan resesi di AS setelah klaim pengangguran mingguan turun lebih dari yang diperkirakan.

Baca Juga:
Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah Ditutup Naik 2 Persen, Wall Street Terdongkrak Data Pengangguran AS

Mengutip, Barchart, Kamis, harga minyak juga mendapat dukungan dari laporan Rabu lalu yang menunjukkan penurunan inventori minyak mentah mingguan EIA lebih dari yang diharapkan, mencapai level terendah dalam 6 bulan.

“Minyak mentah memulai Agustus dengan kondisi defensif, dengan harga mengalami kerugian tambahan di samping penurunan yang terjadi bulan lalu. Hal ini terjadi di tengah sorotan berita yang didominasi oleh prospek permintaan yang buruk dari China dan kini juga meningkatnya perhatian pada apakah ekonomi AS bisa menghindari resesi," tulis kepala strategi komoditas di Saxo Bank Ole Hansen, dikutip MT Newswires, Kamis (8/8).

Baca Juga:
Minyak Naik Dua Hari Beruntun di Tengah Meningkatnya Tensi Timur Tengah Investor Jepang dan China Mau Garap Proyek Properti di IKN

Selain itu, kekuatan pasar saham pada Kamis meningkatkan keyakinan terhadap prospek ekonomi, yang positif untuk permintaan energi dan harga minyak mentah. Namun, penguatan dolar pada Kamis membatasi kenaikan harga minyak.

Harga minyak mentah juga didorong oleh ekspektasi adanya serangan balasan dari Iran terhadap Israel, yang dapat memperburuk konflik di Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak mentah di kawasan tersebut.

Iran telah mengancam akan membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas di Tehran minggu lalu.

Militer Israel terus melakukan operasi di Gaza, dan ada risiko konflik ini meluas ke Hezbollah di Lebanon atau bahkan langsung dengan Iran.

Sementara itu, serangan yang terus menerus terhadap pengiriman komersial di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran telah memaksa pengirim untuk mengalihkan pengiriman di sekitar ujung selatan Afrika, yang mengganggu pasokan minyak mentah global.

Penurunan produksi minyak di Libya membatasi pasokan minyak global dan memberikan dorongan positif untuk harga komoditas energi tersebut. Ladang minyak Sharara di Libya, yang merupakan ladang terbesar di negara tersebut, telah menghentikan produksi minyak sebesar 250.000 barel per hari sejak Senin akibat protes dan kekhawatiran keamanan.

Penurunan tajam dalam jumlah minyak mentah yang disimpan di kapal tanker di seluruh dunia juga mendukung harga.

Laporan Vortexa pada Senin menunjukkan, minyak mentah yang disimpan di kapal tanker yang telah diam selama setidaknya tujuh hari turun sebesar 31 persen menjadi 56,66 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Agustus, level terendah dalam lebih dari empat tahun.

Sementara, OPEC+ meluncurkan rencana untuk memulihkan sebagian produksi minyak pada kuartal IV-2024, yang memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kelebihan pasokan minyak global.

Pada 2 Juni, OPEC+ memperpanjang pemotongan produksi minyak mentah sebesar 2 juta barel per hari hingga kuartal III-2024, tetapi mengatakan mereka akan secara bertahap mengurangi pemotongan tersebut selama 12 bulan berikutnya, dimulai pada Oktober.

OPEC berjanji untuk memperpanjang batas produksi minyaknya sekitar 39 juta barel per hari hingga akhir 2025. Selain itu, Uni Emirat Arab (UEA) diberikan peningkatan target produksi sebesar 300.000 barel per hari untuk 2025. Pada Juni, produksi minyak OPEC turun sebesar 80.000 barel per hari menjadi 26,98 juta barel per hari. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.