Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, ketiga indeks utama Wall Street menutup pekan lalu di teritori positif setelah sesi pagi yang volatile, berhasil memulihkan sebagian besar posisi yang sempat runtuh sepekan terakhir akibat dilanda sell-off yang dimulai hari Senin (05/8) lalu.
Pada perdagangan Jumat (9/8/24) Dow Jones Industrial Average naik 51,05 poin, atau 0,13%, menjadi 39.497,54, S&P 500 menguat 0,47%, dan NASDAQ Composite melaju 0,51%.
Sentimen positif market datang dari trio pembuat kebijakan Federal Reserve yang mengindikasikan pada hari Kamis bahwa mereka lebih percaya diri inflasi cukup mendingin untuk menurunkan suku bunga.
Komentar mereka – bersama dengan penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada data klaim pengangguran AS – telah membantu meyakinkan para investor untuk mendukung pemulihan pasar saham.
Para investor diprediksi akan sangat fokus mencari bukti-bukti baru mengenai kemungkinan soft landing untuk ekonomi Amerika dalam pembacaan US CPI dan Retail Sales untuk bulan Juli yang akan dirilis pekan ini.
Tanda bahwa market telah kembali tenang, terlihat dari CBOE Volatility Index yang dikenal sebagai ‘pengukur ketakutan’ di Wall Street, pada hari Jumat turun 3,42 poin dan ditutup pada 20,37, jauh dari lonjakan panik intraday di hari Senin ke 65,73 setara dengan titik awal Pandemi Covid bulan Maret 2020.
Sementara itu, indeks MSCI dari saham-saham di seluruh dunia naik 0,69% menjadi 787,16 namun hampir tidak berubah untuk minggu ini, hanya turun tipis 0,01%.
MARKET ASIA & EROPA: Indeks STOXX 600 Eropa ditutup naik 0,57%. Di Asia, indeks saham Nikkei Jepang ditutup 0,56% lebih tinggi pada hari Jumat tetapi berakhir dengan kerugian mingguan hampir 2,5%. Adapun indeks ini bangkit dari kejatuhan 12,4% di hari Senin.
CURRENCY & FIXED INCOME: DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, turun 0,12% menjadi 103,16. Terhadap Yen Jepang, Dollar melemah 0,42% menjadi 146,66. Euro turun 0,03% pada USD 1,0915. Pada US Treasury, imbal hasil turun setelah melalui minggu yang bergejolak sementara para investor mengamati data inflasi utama minggu depan untuk mendapatkan petunjuk baru tentang potensi penurunan suku bunga di bulan September. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 5,7 bps menjadi 3,94%, dari 3,997% di akhir hari Kamis. Imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun turun 6,5 bps menjadi 4,2205% dari 4,286%. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 0,9 bps menjadi 4,0531%, dari 4,044% di akhir hari Kamis.
KOMODITAS: Harga MINYAK ditutup lebih tinggi karena kekhawatiran akan meluasnya KONFLIK TIMUR TENGAH masih berlanjut, di mana US WTI naik 0,85% dan berakhir pada USD 76,84/ barel sementara BRENT naik menjadi USD 79,66/ barel, atau terapresiasi 0,63% untuk hari Jumat.
Harga EMAS sedikit menguat, di mana spot emas naik 0,12% menjadi USD 2.429,60/ ons. Data Wells Fargo mencatat, ETF emas CHINA mengalami lonjakan, dengan kepemilikan meningkat sebesar 92% sejak awal tahun 2023. Bank tersebut mengatakan lonjakan investasi ETF berbasis emas mencerminkan demand yang kuat dari investor China yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian ekonomi. Wells Fargo menyoroti bahwa ETF emas Asia telah tumbuh 56% sejak Januari 2023 di mana 92% kenaikan disumbangkan dari posisi China. Lonjakan kepemilikan emas ini bertepatan dengan return investasi emas sebesar 23% selama periode yang sama.
IHSG yang selama ini terkesan laggard bila dibandingkan dengan penguatan indeks dunia lainnya, secara tak terduga berhasil membukukan posisi kenaikan mingguan 2.8% didukung oleh posisi Foreign Net Buy sebesar IDR 1.1triliun (all market), atau IDR 602 milyar (RG market). Bahkan nilai tukar Rupiah menguat 1.61% ke bawah angka 16000 , tepatnya IDR 15920 / USD pada akhir pekan lalu.
Dengan posisi Closing IHSG yang hanya sedikit saja di atas MA20 , membuat IHSG harus berusaha lebih keras untuk amankan posisi setidaknya ke atas titik High kemarin 7266-7270 selaku Resistance terdekat, namun analis NH Korindo Sekuritas cukup confident bahwa sentimen bullish mulai merangkak masuk ke equity market Indonesia secara YTD sekarang posisi beli bersih asing telah confirm positif IDR 1.44 triliun (all market) dari yang tadinya sempat tercatat minus IDR 36 triliun pada bulan June lalu.
“Secara teknikal, IHSG memiliki momentum bullish yang kuat, kemungkinan berlanjut menuju resistance terdekat,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (12/8).
Hot
No comment on record. Start new comment.