Lo Kheng Hong (LKH) Beli 103 Ribu Saham ABMM, Kali Keempat selama Agustus

IDXChannel – Investor kondang Lo Kheng Hong (LKH) terus menambah porsi kepemilikan di saham PT ABM Investama Tbk (ABMM). Selama Agustus ini, legenda hidup pasar saham RI itu sudah empat kali mengakumulasi saham emiten batu bara tersebut.

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong membeli 103.600 saham ABMM pada 9 Agustus 2024.

Baca Juga:

Petrosea (PTRO) Umumkan Kontrak Jasa Pertambangan Rp17,4 Triliun dari Anak Usaha SINI

Alhasil, Lo Kheng Hong saat ini sudah menguasai 142,26 juta saham ABMM. Jumlah ini setara dengan 5,17 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan.

Sebelumnya, Pak Lo membeli 411 ribu saham ABMM pada 7 Agustus 2024, sebanyak 70 ribu pada 5 Agustus 2024, dan sebesar 504 ribu saham 2 Agustus 2024.

Baca Juga:

Emiten Jusuf Hamka CMNP Dapat Kredit Syariah Rp4 Triliun untuk Ancol Timur-Pluit

Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut kerap membeli saham ABMM belakangan ini.

Sejak April 2024, Lo Kheng Hong sudah menambah kepemilikan atas saham ABMM sebanyak 20 kali.

Baca Juga:

Kenaikan Suku Bunga Guncang Bursa Jepang, Bos BOJ Dipanggil Parlemen

Informasi saja, pada awal April lalu, nama Lo Kheng Hong resmi masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di ABMM.

Tiga Tahun Lalu

Lo Kheng Hong mengaku membeli saham emiten batu bara tersebut sedikit demi sedikit semenjak sekitar 3 tahun silam.

“Saya membeli [saham ABMM] dengan mencicil dari 2021,” ujar Lo Kheng Hong saat dihubungi IDXChannel.com, pada 4 April 2024.

Kala itu, saat ditanya mengenai alasan dirinya terus mengakumulasi saham ABMM, LKH menyebut, hal tersebut karena dia percaya bahwa batu bara masih sangat dibutuhkan di masa depan.

Bahkan, Pak Lo, demikian dia akrab disapa, berharap saham ABMM bisa mengikuti jejak PT United Tractors Tbk (UNTR).

“Harapan saya ke depan, semoga ABMM bisa menjadi seperti UNTR,” katanya.

Lebih Murah daripada BREN

Lo Kheng Hong sebelumnya menjelaskan, pembelian berulang yang dia lakukan di ABMM didasarkan pada pertimbangan bahwa emiten tersebut memiliki laba yang lebih besar dibandingkan emiten geotermal taipan Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

“Saya tambah beli saham ABMM karena laba ABMM lebih besar dari laba BREN yang kapitalisasi pasarnya Rp1.080 triliun,” kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Selasa (6/8/2024) lalu.

Lo Kheng Hong pun memberikan data laba ABMM di kuartal I-2024 yang sebesar Rp802 miliar, jauh di atas BREN yang hanya Rp457 miliar pada periode yang sama.

Wajar saja, BREN sempat menjadi salah satu saham idola investor alias hot stock seiring kenaikannya yang luar biasa yang turut melambungkan kapitalisasi pasarnya (market cap) ke angkasa—bahkan, sempat di urutan pertama, mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

“Kapitalisasi pasar ABMM hanya Rp10,2 triliun,” kata LKH, mencoba membandingkannya dengan market cap BREN yang di atas Rp1.000 triliun.

Ketika ditanya soal perbandingan ABMM dengan emiten batu bara lainnya, macam ADRO hingga ITMG, LKH menilai, saham yang dia pegang memiliki valuasi paling murah—terutama apabila ditilik dengan rasio populer macam price-to earnings ratio (PER atawa P/E ratio).

“Kalau lihat dari PER-nya, ABMM terendah,” kata Lo Kheng Hong saat dihubungi, Jumat (9/8/2024) lalu.

Informasi saja, ABMM saat ini diperdagangkan 3,29 kali di atas laba per saham perusahaan. Angka tersebut lebih murah tinimbang peers-nya, seperti ADRO dengan PER 4,35 kali, ITMG 7,75 kali, PTBA 7,54 kali, GEMS 5,08 kali, BUMI 10,09 kali, hingga UNTR 4,90 kali.

Apalagi, apabila ABMM dibandingkan dengan BREN, yang memiliki PER jauh di planet lain.

PER BREN saat ini mencapai 587,98 kali, sangat tinggi—dan artinya, sangat mahal dari kacamata value investor—imbas lonjakan harga yang luar biasa semenjak melantai di bursa pada 9 Oktober 2023. (Aldo Fernando)