Emas Mencoba Rebound usai Turun Dua Hari Beruntun

IDXChannel – Harga emas dunia berusaha rebound di awal perdagangan sesi Asia, Kamis (15/8/2024), membalikkan pelemahan dua hari sebelumnya usai sempat menyentuh rekor penutupan tertinggi pada Senin (12/8).

Menurut data pasar, hingga pukul 06.41 WIB, emas spot (XAU/USD) naik tipis 0,03 persen ke posisi USD2.448 per troy ons. Kemarin, logam mulia tersebut turun 0,69 persen, setelah melemah 0,29 persen pada Selasa.

Baca Juga:

PGN (PGAS) Amankan Pasokan Gas dari Blok Cepu dan Muriah

Pada Senin, emas sempat ditutup di USD2.472 per troy ons.

Penurunan harga emas seiring dengan naiknya imbal hasil (yield) Treasury setelah inflasi di Amerika Serikat (AS) meningkat lebih rendah dari perkiraan bulan lalu. Hal ini memperkuat ekspektasi bank sentral Federal Reserve (The Fed) akan mulai menurunkan suku bunga pada depan.

Baca Juga:

IHSG Diprediksi Menguat, Cek Saham Berpotensi Raup Untung

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Inflasi Harga Konsumen (CPI) per Juli turun menjadi 2,9 persen secara tahunan (YoY) dari 3,0 persen pada Juni, lebih rendah dari perkiraan konsensus sebesar 3,0 persen, menurut Marketwatch.

Sementara itu, CPI Inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, tercatat tumbuh pada laju 3,2 persen bulan lalu, sesuai dengan perkiraan konsensus dan turun dari 3,3 persen pada Juni.

Baca Juga:

Anak Usaha Delta Dunia (DOID) Raup Kontrak Jasa Pertambangan Rp12 Triliun

Data ini mengikuti rilis Inflasi Harga Produsen (PPI) per Juli yang dirilis pada Selasa yang juga menunjukkan kenaikan lebih rendah dari perkiraan, memperkuat harapan pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan komite kebijakan (FOMC) pada 18 September.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena mengurangi biaya kepemilikan logam mulia tersebut.

Dolar AS stabil, dengan indeks ICE dolar terakhir naik 0,1 poin menjadi 102,58.

Imbal hasil Treasury bervariasi. Obligasi AS bertenor dua tahun memiliki yield 3,964 persen, naik 2,4 basis poin, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun 1,3 poin menjadi 3,833 persen. (Aldo Fernando)