Deretan Saham yang Diuntungkan dari Penguatan Rupiah
IDXChannel – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi kabar baik buat pasar saham Indonesia seiring aliran dana asing kembali masuk (foreign inflows) ke sejumlah emiten utama.
Menurut data TradingView, rupiah menguat 0,73 persen secara harian ke level Rp15.430 per USD pada Selasa (20/8). Ini menjadi level terkuat rupiah sejak 29 Desember 2023.
Mata uang Garuda sudah menguat 4,66 persen dalam sebulan terakhir.
Sumber: TradingView
Arus Masuk Asing
Penguatan rupiah ini seiring investor asing yang masuk ke pasar obligasi RI di tengah potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).
Menurut catatan BloombergNews, Selasa (20/8), mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), fund global membeli hampir USD1,1 miliar obligasi pemerintah Indonesia bulan ini, mengurangi arus keluar bersih (net outflow) dari pasar obligasi menjadi hanya USD13 juta untuk 2024.
Arus masuk yang lebih tinggi ini telah menurunkan imbal hasil obligasi, yang pada gilirannya mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun turun menjadi 6,69 persen pada Senin, level terendah sejak April.
Arus masuk ini juga memperkuat rupiah, hampir menghapus penurunan sepanjang tahun ini.
Seperti disinggung di muka, sentimen terhadap aset pasar berkembang membaik karena investor bertaruh The Fed akan segera mulai memangkas suku bunga.
Investor juga tertarik pada obligasi Indonesia karena pertumbuhan ekonomi yang kuat dan perkiraan bahwa Bank Indonesia (BI) akan segera mengikuti langkah The Fed dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Selisih imbal hasil obligasi rupiah bertenor 10 tahun dibandingkan dengan obligasi AS yang setara mulai menyempit setelah sebelumnya melebar hingga lebih dari tiga poin persentase bulan ini, yang merupakan yang tertinggi sejak Mei 2023.
“Aset pasar negara berkembang menikmati dua keuntungan sekaligus: dolar AS yang melemah dan suku bunga USD yang secara signifikan lebih rendah,” kata ahli strategi pendapatan tetap di DBS Bank, Singapura, Eugene Leow, dikutip BloombergNews.
Dia melanjutkan, obligasi Indonesia, dengan imbal hasil yang lebih tinggi dan kemungkinan BI akan lebih dovish, secara alami akan menjadi salah satu penerima manfaat utama dalam situasi ini.
Obligasi dan mata uang Indonesia sempat tertekan awal 2024 akibat kebijakan The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dan kekhawatiran terkait kebijakan fiskal pemerintah RI yang akan datang. Hal ini menyebabkan arus keluar bersih sebesar USD2,7 miliar dari pasar obligasi dalam empat bulan pertama tahun ini.
Dampak ke IHSG
Asing juga masuk kembali ke pasar saham Indonesia. Ini terlihat dari data beli bersih (net buy) asing mencapai Rp4,39 triliun di pasar reguler dalam sebulan terakhir.
Sebelum awal Juli lalu, asing cenderung membukukan jual bersih (net sell) di bursa saham RI.
Hasil net buy asing ini terlihat dari cerianya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang berhasil menembus level 7.500, tepatnya 7.537,28 alias di rekor tertinggi (all-time high/ATH) selama perdagangan intraday Selasa (20/8).
IHSG naik 2,37 persen dalam sepekan dan tumbuh 2,94 persen, mengusir kekhawatiran investor selama April-Juni lalu.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh mengamini, pergerakan IHSG memang amat sensitif dengan rupiah saat ini.
“Ini mengingat rupiah sudah melemah selama 1 tahun ke belakang hingga menyentuh level covid di Rp16.400 per USD. Penguatan ini terlihat disambut positif oleh investor asing,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Selasa (20/8).
Net buy asing, mengikuti penjelasan Michael, didominasi oleh saham-saham perbankan, disusul oleh consumer goods, seperti duo Indofood—ICBP dan INDF—serta Mayora (MYOR).
Asing juga mencatatkan net buy di saham Astra (ASII), Kalbe Farma (KLBF), dan Japfa (JPFA), kata Yeoh.
Investment Analyst Indo Premier Emir Parengkuan juga memberikan komentar yang senada dengan Michael.
Emir menjelaskan, secara teknikal sangat memungkinkan rupiah akan menyentuh Rp15.400 per USD.
Dampaknya ke IHSG, ujar Emir, asing sangat agresif melakukan pembelian di saham-saham unggulan (blue chip), terutama raksasa perbankan BBCA, BBRI, BMRI, BBNI—serta konglomerasi otomotif ASII dan telekomunikasi BUMN TLKM.
“Optimisme investor asing juga disambut baik oleh investor lokal yang membuat saham saham second & third liner ikut naik drastis dan IHSG mampu menyentuh all-time high,” tutur Emir saat dihubungi IDXChannel.com, Selasa (20/8).
Saham Jagoan
Michael menilai, sejumlah emiten yang diuntungkan dari penguatan rupiah, yakni perbankan. Selain itu, emiten yang mengandalkan bahan baku dari impor tetapi penjualannya mayoritas di pasar domestik, macam farmasi, konstruksi, dan otomotif.
Sementara, Emir mengatakan, sektor properti patut untuk diperhatikan untuk kuartal III-2024 dan kuartal IV-2024.
Sejak awal bulan Juli, demikian Emir menjelaskan, investor asing sudah mulai mengakumulasi emiten-emiten properti dan indeks IDXPROPERT terdapat inflow hampir Rp200 miliar secara kumulatif, dengan pilihan utama SMRA dan BSDE. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.