Saham Bank Raksasa BBRI-BMRI Cs Hijau Tebal saat IHSG Terus Cetak Rekor Baru
![Saham Bank Raksasa BBRI-BMRI Cs Hijau Tebal saat IHSG Terus Cetak Rekor Baru](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202408/f47f260658531ce14a62d1b7ba77139969126aca.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
IDXChannel – Saham emiten perbankan raksasa kembali menguat di awal perdagangan Rabu (21/8/2024) seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus rekor anyar di tengah kembalinya aliran masuk dana asing (foreign inflows).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai beli bersih (net buy) asing mencapai Rp1,80 triliun di pasar reguler pada Selasa.
Sementara, dalam sepekan, asing sudah memarkir dana sebesar Rp4,23 triliun di pasar reguler dan mencapai Rp6,31 persen dalam dalam sebulan terakhir.
Sebelum awal Juli lalu, asing cenderung membukukan jual bersih (net sell) di bursa saham RI.
Hasil net buy asing ini terlihat dari semringahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang berhasil menembus level 7.500 sejak Selasa (20/8) kemarin.
IHSG dalam beberapa hari terakhir berkali-kali menembus rekor all-time high (ATH) baru. Di awal perdagangan Rabu, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.594,55.
IHSG naik 1,91 persen dalam sepekan dan meningkat 4,34 persen dalam sebulan.
Empat saham utama (big banks), yang menjadi soko guru IHSG, kompak diborong asing akhir-akhir ini. Hal tersebut turut mendongkrak kinerja sahamnya.
Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menguat 3,03 persen ke Rp5.100 per saham pada Rabu pukul 10.15 WIB.
Asing mencatatkan net buy asing di BBRI Rp585,99 miliar di pasar reguler selama sepekan.
Kemudian, saham bank pelat merah lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga meningkat 1,04 persen pada Rabu.
BMRI membukukan net buy, yakni sebesar Rp979,84 miliar sepekan.
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tak luput dari incaran asing, dengan catatan net buy Rp149,62 miliar sepekan.
Seturut dengan itu, harga saham BBNI terapresiasi 0,46 persen pada Rabu dan 4,27 persen dalam sepekan.
Selain tiga bank di muka, saham nomor satu di bursa, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meraih net buy Rp894,08 miliar sepekan.
Hari ini, saham BBCA tumbuh 0,72 persen. Selama sepekan, saham bank Grup Djarum ini naik 2,94 persen.
Rupiah Perkasa
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi kabar baik buat pasar saham Indonesia seiring aliran dana asing kembali masuk (foreign inflows) ke sejumlah emiten utama.
Menurut data TradingView, rupiah ditutup menguat 0,74 persen secara harian ke level Rp15.429 per USD pada Selasa (20/8). Ini menjadi level terkuat rupiah sejak 29 Desember 2023.
Pada Rabu, rupiah terkoreksi tipis 0,13 persen terhadap greenback AS.
Mata uang Garuda sudah menguat lebih dari 4 persen dalam sebulan terakhir.
Asing Masuk Obligasi RI
Penguatan rupiah ini seiring investor asing yang masuk ke pasar obligasi RI di tengah potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).
Menurut catatan BloombergNews, Selasa (20/8), mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), fund global membeli hampir USD1,1 miliar obligasi pemerintah Indonesia bulan ini, mengurangi arus keluar bersih (net outflow) dari pasar obligasi menjadi hanya USD13 juta untuk 2024.
Arus masuk yang lebih tinggi ini telah menurunkan imbal hasil obligasi, yang pada gilirannya mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun turun menjadi 6,69 persen pada Senin, level terendah sejak April.
Arus masuk ini juga memperkuat rupiah, hampir menghapus penurunan sepanjang tahun ini.
Seperti disinggung di muka, sentimen terhadap aset pasar berkembang membaik karena investor bertaruh The Fed akan segera mulai memangkas suku bunga.
Investor juga tertarik pada obligasi Indonesia karena pertumbuhan ekonomi yang kuat dan perkiraan bahwa Bank Indonesia (BI) akan segera mengikuti langkah The Fed dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Selisih imbal hasil obligasi rupiah bertenor 10 tahun dibandingkan dengan obligasi AS yang setara mulai menyempit setelah sebelumnya melebar hingga lebih dari tiga poin persentase bulan ini, yang merupakan yang tertinggi sejak Mei 2023.
“Aset pasar negara berkembang menikmati dua keuntungan sekaligus: dolar AS yang melemah dan suku bunga USD yang secara signifikan lebih rendah,” kata ahli strategi pendapatan tetap di DBS Bank, Singapura, Eugene Leow, dikutip BloombergNews.
Dia melanjutkan, obligasi Indonesia, dengan imbal hasil yang lebih tinggi dan kemungkinan BI akan lebih dovish, secara alami akan menjadi salah satu penerima manfaat utama dalam situasi ini.
Obligasi dan mata uang Indonesia sempat tertekan awal 2024 akibat kebijakan The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dan kekhawatiran terkait kebijakan fiskal pemerintah RI yang akan datang. Hal ini menyebabkan arus keluar bersih sebesar USD2,7 miliar dari pasar obligasi dalam empat bulan pertama tahun ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.