Note

Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa?

· Views 42
Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa?
Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa? (Foto: Kimia Farma)

IDXChannel – Sejumlah saham emiten farmasi ditutup naik tajam pada perdagangan Rabu (21/8/2024). Indeks sektor kesehatan pun meningkat 0,67 persen.

Menurut data saham emiten pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat 21,43 persen ke Rp765 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp24,64 miliar dan volume perdagangan 33,91 juta saham.

Baca Juga:
Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa? Harga Vaksin Cacar Monyet di Pasar Global, Apakah Ditanggung BPJS?

Selain KAEF, saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) terapresiasi 13,25 persen, saham PT Phapros Tbk (PEHA) tumbuh 8,52 persen, dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mendaki 7,77 persen,

Nama lainnya, saham KLBF meningkat 1,76 persen, SOHO 1,52 persen, OMED 1,09 persen, TSPC 0,38 persen.

Baca Juga:
Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa? Cacar Monyet di RI Capai 88 Kasus, Jakarta Terbanyak

Sejumlah pelaku pasar menduga penguatan signifikan saham farmasi ini berkaitan dengan kekhawatiran terhadap penyebaran kasus cacar monyet (Monkeypox/Mpox) di Indonesia.

Namun, yang perlu diperhatikan, sejumlah saham farmasi, seperti KAEF dan PEHA, dalam tren penurunan (downtrend) jangka panjang dan mencatatkan kinerja keuangan yang jeblok.

Baca Juga:
Saham Farmasi KAEF-PYFA Cs Naik Tinggi, Ada Spekulasi Apa? WHO Sebut Tidak Perlu Lockdown untuk Cegah Penyebaran Cacar Monyet

Tembus 88 Kasus

Diwartakan sbelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, kasus Mpox di Indonesia sebanyak 88 kasus konfirmasi selama 2022-2024. Jumlah ini dinilai tidak mengalami peningkatan signifikan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono mengatakan, meski sempat mencapai 74 kasus pada 2023. Namun, pada 2024 ini kasus Mpox mengalami penurunan karena hanya tercatat sebanyak 14 kasus.

“Mpox di Indonesia tahun 2022 ada satu kasus konfirmasi, 2023 ada 74 kasus konfirmasi, dan 2024 14 kasus konfirmasi. Total 2022-2024, 88 kasus," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, belum lama ini.

Peningkatan kasus Mpox pada 2023 memang menjadi yang tertinggi di Tanah Air. Sepanjang tahun tersebut, kasus tertinggi tercatat sebanyak 12 kasus yang terjadi pada Oktober 2023.

Selama kurun waktu tersebut, terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang terkonfirmasi terkait kasus Mpox. Namun, wilayah Jakarta memiliki kasus terbanyak yakni 59 kasus konfirmasi.

Sementara satu kasus konfirmasi di Kepulauan Riau, Jawa Barat dengan 13 kasus konfirmasi, Banten dengan sembilan kasus konfirmasi, Yogyakarta sebanyak tiga kasus konfirmasi, dan Jawa Timur tiga kasus konfirmasi.

Yudhi menyebut, dari total 88 kasus tersebut, sebanyak 87 pasien telah dinyatakan sembuh. Sementara satu pasien yang terkonfirmasi pada Juni masuk dalam penyembuhan.

“Kasus sempat mengalami penurunan. Terakhir April dan (kasus konfirmasi) Juni sedang proses penyembuhan," kata dia.

Sebagai informasi, WHO melaporkan, dari 75 negara termasuk Nigeria, Kanada, Australia, Amerika Serikat, Singapura dan beberapa negara di Eropa, sudah ada sekitar 16 ribu kasus cacar monyet dan lima kematian ketika keputusan status darurat kesehatan global ini ditetapkan.

Karena jumlah kasus yang terjadi di seluruh dunia masih tergolong kecil, penyakit cacar monyet belum bisa ditetapkan sebagai pandemi.

Namun, cacar monyet yang dahulu adalah penyakit endemik atau penyakit yang selali ada pada suatu daerah, kini statusnya telah meningkat menjadi darurat kesehatan global.

Penjelasan WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan para ahli tahu cara mengendalikan penyebaran penyakit cacar monyet.

"Mpox bukanlah Covid yang baru," kata Direktur Regional Eropa WHO Dr Hans Kluge, dilansir dari BBC pada Rabu (21/8/2024).

Mpox telah menewaskan sedikitnya 450 orang di Republik Demokratik Kongo (DRC) dalam beberapa bulan terakhir. Wabah kali ini disebabkan varian Clade Ib yang lebih cepat menyebar dibandingkan tipe Clade II yang memicu wabah pada 2022.

Meski demikian, Kluge mengatakan risiko wabah mpox terhadap populasi umum jauh lebih rendah dibandingkan pandemi Covid.

"Apakah kita akan melakukan lockdown di wilayah WHO Eropa seperti saat pandemi Covid? Jawabannya jelas tidak," kata Kluge.

"Dua tahun lalu, kami mengendalikan Mpox di Eropa berkat keterlibatan langsung dengan komunitas yang paling terdampak. Pada 2022, Mpox menunjukkan kepada kita bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Kita dapat, dan harus, mengatasi mpox bersama-sama – lintas wilayah dan benua," tuturnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.