Harga Saham BRI (BBRI) Kembali Tembus Rp5.000, Ini Target Analis

IDXChannel - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali ke level Rp5.000 seiring kenaikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Analis CGSI Sekuritas Handy Noverdianus dan Owen Tjandra menilai, kinerja BBRI di semester I-2024 sesuai ekspektasi. Mereka menyoroti aksi perseroan yang tengah fokus pada peningkatan kualitas aset.
Pada kuartal II-2024, biaya kredit (Cost of Credit atau CoC) BBRI membaik secara kuartalan dari 3,8 persen pada kuCartal sebelumnya menjadi 3,1 persen, sehingga CoC di semester I-2024 menjadi 3,5 persen.
"Perbaikan CoC secara kuartalan didukung oleh perbaikan penurunan pada SML (Special Mention Loans) dan NPL (Non Performing Loan) pada bulan Mei dan Juni untuk segmen kredit mikro dan kecil," katanya dalam riset dikutip Rabu (21/8/2024).
Handy dan Owen mengatakan, manajemen BBRI mempertahankan panduan CoC di 2024 sekitar 3 persen seiring dengan optimisme atas perbaikan kualitas kredit di semester II. Kendati demikian, CoC bisa naik jika pertumbuhan kredit 2024 tak sesuai target dan restrukturisasi kredit berjalan tidak sesuai rencana.
CGSI Sekuritas menilai, upaya perbaikan kualitas aset akan memengaruhi kinerja BRRI di berbagai faktor seperti pertumbuhan kredit yang lebih lambat dari perkiraan hingga Net Interest Margin (NIM) yang lebih rendah seiring kenaikan Cost of Fund (COF).
Kendati demikian, mereka menilai upaya BBRI untuk memperbaiki kualitas kredit dipandang positif sambil memantau potensi penurunan SML dan NPL di kuartal III.
CGSI Sekuritas pun tetap mempertahankan rating ADD pada saham BBRI dengan target harga Rp5.600. Dengan harga saham saat ini Rp5.100, maka masih ada potensikenaikan harga (upside) sekitar 12 persen.
Handy dan Owen menilai, saham BBRI berpotensi mengalami re-rating dengan katalis pada perbaikan kualitas aset, kepemilikan asing yang terus berkurang, dan momentum penurunan suku bunga acuan. Tapi, risiko tetap ada pada jika tekanan pada NIM dan CoC berlanjut, bahkan lebih tinggi dari estimasi.
(Rahmat Fiansyah)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.