Lo Kheng Hong (LKH) Tambah 320 Ribu Saham ABMM, Sudah 6 Kali di Agustus
IDXChannel – Investor legendaris Lo Kheng Hong (LKH) kembali menambah kepemilikan di saham PT ABM Investama Tbk (ABMM). Sepanjang Agustus ini, Warren Buffett Indonesia itu telah enam kali mengakumulasi saham emiten batu bara tersebut.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong membeli 320.000 saham ABMM pada 21 Agustus 2024.
Berkat pembelian tersebut, LKH saat ini sudah memiliki 142,67 juta saham ABMM. Jumlah ini setara dengan 5,18 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan.
Sebelumnya, Pak Lo membeli 93 ribu saham pada 12 Agustus 2023, 103,60 ribu saham pada 9 Agustus 2024, 411 ribu saham ABMM pada 7 Agustus 2024, sebanyak 70 ribu pada 5 Agustus 2024, dan sebesar 504 ribu saham 2 Agustus 2024.
Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut kerap membeli saham ABMM belakangan ini.
Sejak April 2024, Lo Kheng Hong sudah menambah kepemilikan atas saham ABMM sebanyak 22 kali.
Sebagai informasi, pada awal April lalu, nama Lo Kheng Hong resmi masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di ABMM.
Lebih Murah dibandingkan BREN
Lo Kheng Hong sebelumnya menjelaskan, pembelian berulang yang dia lakukan di ABMM didasarkan pada pertimbangan bahwa emiten tersebut memiliki laba yang lebih besar dibandingkan emiten geotermal taipan Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
“Saya tambah beli saham ABMM karena laba ABMM lebih besar dari laba BREN yang kapitalisasi pasarnya Rp1.080 triliun,” kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Selasa (6/8/2024) lalu.
Lo Kheng Hong pun memberikan data laba ABMM di kuartal I-2024 yang sebesar Rp802 miliar, jauh di atas BREN yang hanya Rp457 miliar pada periode yang sama.
Wajar saja, BREN sempat menjadi salah satu saham idola investor alias hot stock seiring kenaikannya yang luar biasa yang turut melambungkan kapitalisasi pasarnya (market cap) ke angkasa—bahkan, sempat di urutan pertama, mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
“Kapitalisasi pasar ABMM hanya Rp10,2 triliun,” kata LKH, mencoba membandingkannya dengan market cap BREN yang di atas Rp1.000 triliun.
Ketika ditanya soal perbandingan ABMM dengan emiten batu bara lainnya, macam ADRO hingga ITMG, LKH menilai, saham yang dia pegang memiliki valuasi paling murah—terutama apabila ditilik dengan rasio populer macam price-to earnings ratio (PER atawa P/E ratio).
“Kalau lihat dari PER-nya, ABMM terendah,” kata Lo Kheng Hong saat dihubungi, Jumat (9/8/2024).
Informasi saja, ABMM saat ini diperdagangkan 3,28 kali di atas laba per saham perusahaan. Angka tersebut lebih murah dibandingkan peers-nya, seperti ADRO dengan PER 4,35 kali, ITMG 7,14 kali, PTBA 7,71 kali, GEMS 5,11 kali, BUMI 12,08 kali, hingga UNTR 5,13 kali.
Apalagi, apabila ABMM dibandingkan dengan BREN, yang memiliki PER luar biasa tinggi.
PER BREN saat ini mencapai 656,22 kali, sangat tinggi—dan artinya, sangat mahal dari kacamata value investor—imbas lonjakan harga yang luar biasa semenjak melantai di bursa pada 9 Oktober 2023.
Sejak 2021 dan Memori UNTR
Lo Kheng Hong mengaku membeli saham emiten batu bara tersebut sedikit demi sedikit semenjak sekitar 3 tahun silam.
“Saya membeli [saham ABMM] dengan mencicil dari 2021,” ujar Lo Kheng Hong saat dihubungi IDXChannel.com, pada 4 April 2024.
Kala itu, saat ditanya mengenai alasan dirinya terus mengakumulasi saham ABMM, LKH menyebut, hal tersebut karena dia percaya bahwa batu bara masih sangat dibutuhkan di masa depan.
Bahkan, Pak Lo, demikian dia akrab disapa, berharap saham ABMM bisa mengikuti jejak PT United Tractors Tbk (UNTR).
“Harapan saya ke depan, semoga ABMM bisa menjadi seperti UNTR,” katanya.
Maklum, Lo Kheng Hong memiliki memori indah bersama UNTR, yang notabene merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII).
Singkat kisah, dikutip dari penjelasan di website lukassetiaatmaja.com (30 Mei 2019), LKH sempat membeli UNTR pada 1998 saat Bursa Efek Jakarta (sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia [BEI]) rontok (crash) waktu itu.
Pria yang sempat bekerja di sebuah bank tersebut mulanya membeli UNTR di harga Rp250 per saham dengan modal waktu itu Rp1,5 miliar.
Berkat kesabaran dan keyakinan tingginya, LKH berhasil meraup keuntungan hingga 5.900 persen atau Rp90 miliar di UNTR saat dirinya menjual saham tersebut di harga Rp15.000 per saham pada 2004.
UNTR, yang merupakan salah satu pemain utama di sektor pertambangan hingga energi, kini dibanderol di harga Rp26.225 per saham. Kapitalisasi pasar (market cap) UNTR mencapai Rp97,82 triliun, terbesar ke-18 di bursa. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.