Adaro Energy (ADRO) Raih Pendapatan Rp47 Triliun dari Jual 35 Juta Ton Batu Bara
IDXChannel - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) meraih pendapatan usaha sebesar USD2,97 miliar sepanjang semester I-2024, setara Rp47 triliun. Pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan batu bara yang menembus 34,94 juta ton.
Presiden Direktur & CEO Adaro Garibaldi Thohir mengatakan, perseroan menghadapi kondisi yang sulit akibat harga batu bara yang melemah, baik batu bara termal maupun metalurgi.
"Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi. Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham," katanya, Rabu (28/8/2024).
Di enam bulan pertama tahun ini, kata pria yang kerap disapa Boy Thohir itu, pendapatan usaha ADRO turun 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD3,48 miliar. Penurunan pendapatan disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata (average selling price atau ASP) batu bara sebesar 19 persen.
"Volume produksi dan penjualan naik 7 persen masing-masing mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, yang di-offset oleh koreksi harga batu bara dengan harga jual rata-rata (ASP) turun 19 persen," ujarnya.
Kenaikan produksi itu juga turut mendongkrak biaya bahan bakar sebesar 13 persen. Boy menyebut, pada semester I-2024, ADRO mencatat pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) naik 9 persen menjadi 141,58 juta bcm.
"Nisbah kupas (stripping ratio) mencapai 3,96 kali atau naik 2 persen. Biaya kas produksi batu bara per ton (cash cost) tidak termasuk royalti turun 11 persen," katanya.
Boy juga menyoroti penurunan beban pokok pendapatan sebesar 13 persen imbas turunnya pembayaran royalti seiring penurunan ASP. Royalti yang dibayar ADRO turun 30 persen dari USD911 juta menjadi USD599 juta. Selain itu, Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang dibayar juga turun akibat penurunan laba bersih. Pajak yang dibayar perseroan turun 19 persen dari USD244 juta menjadi USD199 juta.
Sementara itu, EBITDA operasional turun 11 persen menjadi USD1,23 miliar dengan margin 42 persen. Dengan demikian, ADRO mencetak laba bersih USD779 juta, turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi neraca, kata Boy, posisinya sangat sehat dengan posisi kas dan setara kas sebesar USD2,79 miliar. Jumlah tersebut setara 27 persen dari total aset ADRO yang mencapai USD10,26 miliar. Selain itu, utang berbunga juga turun 14 persen menjadi USD1,29 miliar.
"ADRO juga memiliki akses terhadap USD57,5 juta pada investasi lainnya dan sejumlah USD1,79 miliar dalam bentuk fasilitas pinjaman yang belum ditarik dari berbagai pinjaman outstanding, sehingga total likuiditas mencapai USD4,64 miliar pada akhir semester I," kata Boy.
Secara operasional, ADRO mencatat penerimaan dari pelanggan turun 15 persen akibat penurunan harga batu bara. Namun, arus kas dari operasional naik signifikan dari USD72 juta menjadi USD1 miliar imbas turunnya pembayaran royalti dan Pajak Penghasilan (PPh) Badan.
(Rahmat Fiansyah)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.