Note

Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun

· Views 23
Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun
Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak rebound di awal sesi Asia, Kamis (29/8/2024), di tengah penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih kecil dari perkiraan.

Selain itu, pasar juga diselimuti kekhawatiran berkelanjutan mengenai permintaan dari China yang mengimbangi gangguan pasokan dari Libya.

Baca Juga:
Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun Saham Tempo (TMPO) Kena Suspensi Lagi usai Naik 13 Persen

Menurut data pasar, per Kamis, pukul 08.25 WIB, futures (kontrak berjangka) minyak jenis Brent menguat 0,35 persen secara harian ke USD77,69 per barel, sedangkan futures WTI terangkat 0,40 persen ke posisi USD74,68 per barel.

Kedua kontrak kehilangan nyaris 2 persen pada Rabu dan lebih dari 1 persen pada Selasa, setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 846.000 barel menjadi 425,2 juta barel pekan lalu, lebih kecil dari perkiraan analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel.

Baca Juga:
Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun IHSG Hari Ini Berpotensi Menguat, Uji Resitance di 7.743

Namun, mengutip MT Newswires, penurunan harga dibatasi oleh kekhawatiran mengenai gangguan pasokan dari Libya, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Sejumlah ladang minyak di Libya telah menghentikan produksi di tengah perebutan kendali atas bank sentral negara tersebut, dengan salah satu perusahaan konsultan memperkirakan gangguan produksi antara 900.000 hingga 1 juta barel per hari (bpd) selama beberapa pekan.

Baca Juga:
Harga Minyak Rebound setelah Turun Tajam Dua Hari Beruntun MD Entertainment (FILM) Mau Akuisisi NETV Senilai Rp1,65 Triliun

Pada bulan Juli, Libya memproduksi sekitar 1,18 juta bpd.

"Masalah di sisi pasokan terus membayangi pasar. Produksi Libya telah lebih dari setengahnya minggu ini di tengah sengketa politik," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

"Produksi berisiko menurun lebih lanjut jika lebih banyak ladang ditutup," tulis ANZ Research.

Ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga bulan depan juga mendukung harga minyak.

Teranyar, Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan, dengan inflasi yang semakin menurun dan pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan, mungkin sudah saatnya untuk melakukan pemotongan suku bunga.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman, yang dapat mendorong aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.