Note

Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen

· Views 45
Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen
Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga emas menguat di awal perdagangan Asia, Kamis (29/8/2024), didorong koreksi tipis dolar Amerika Serikat (AS), yang membuat logam mulia ini lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Menurut data pasar, Kamis (29/8), pukul 08.17 WIB, emas spot (XAU/USD) naik 0,33 persen secara harian ke USD2.512,92 per troy ons. Kemarin, emas ditutup turun 0,80 persen, usai berada di kisaran rekor tertinggi.

Baca Juga:
Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen Saham Tempo (TMPO) Kena Suspensi Lagi usai Naik 13 Persen

Analis menyebut, dikutip Dow Jones News Wires, Kamis (29/8), fokus pasar kemungkinan akan beralih ke indeks harga konsumen alias PCE (Personal Consumption Expenditures) AS, yang merupakan acuan inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada Jumat.

Data tersebut, kata analis, dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang waktu pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga:
Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen IHSG Hari Ini Berpotensi Menguat, Uji Resitance di 7.743

Harga emas naik 5,3 persen selama sebulan terakhir menjelang pemotongan suku bunga AS yang diperkirakan akan dimulai pada pertemuan komite kebijakan The Fed di September.

Meski Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu mengatakan, bank sentral siap untuk memangkas suku bunga, ia juga memperingatkan, keputusan tersebut akan bergantung pada laporan ekonomi, termasuk rilis Indeks PCE pada Jumat dan laporan Non-Farm Payrolls (NFP) pekan depan.

Baca Juga:
Emas Rebound usai Terkoreksi Nyaris 1 Persen Wall Street Ditutup Melemah Jelang Rilis Laporan Keuangan Nvidia

"Emas bertahan di atas USD2.500, tetapi gagal mencapai rekor baru, menandakan kemungkinan kelelahan pembelian menjelang data inflasi AS pada Jumat, dengan pemotongan suku bunga di September yang sudah sepenuhnya diperhitungkan," kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Rabu (28/8).

Menurut analis Kitco, Rabu (28/8), meningkatnya selera risiko trader dan investor di pasar pekan ini juga berdampak negatif bagi logam safe-haven.

Ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi, tetapi tidak meningkat seperti yang banyak diperkirakan, setelah pertukaran militer akhir pekan antara Israel dan Hezbollah. Selain itu, Iran belum melakukan pembalasan sejak pembunuhan pejabat proxy Iran oleh Israel.

Salah satu pandangan menyatakan, Iran tidak ingin menyerang Israel secara langsung karena mereka berpikir itu akan memberi Israel dan kekuatan udaranya yang jauh lebih unggul alasan untuk menghancurkan instalasi nuklir utama Iran yang diyakini banyak orang sedang digunakan untuk membuat bom nuklir.

Seorang ahli strategi Timur Tengah mengatakan, Israel telah menunggu alasan yang tepat untuk secara serius mengurangi kemampuan nuklir Iran. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.