Ramai Demo Ojol, Layanan On-Demand Services GoTo Tetap Positif

Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi Kamis (29/8) kemarin. Terlepas dari unjuk rasa tersebut, prospek bisnis perusahaan teknologi, terutama bisnis layanan permintaan atau on-demand services (ODS) tetap positif, termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Dalam riset BRI Danareksa bertajuk 'Diversified Growth Drivers to Unlock Potentials for Further Expansion in Margins', Analis BRI Danareksa Niko Margaronis menyematkan rating overweight untuk saham-saham perusahaan teknologi. Di mana situasi tersebut mengindikasikan kondisi saham sektor ini akan mengalami kenaikan dibandingkan sektor lainnya.

"Di tengah pengumuman demonstrasi pengemudi ojol pada tanggal 29 Agustus, kami mencatat hal berikut, di mana layanan ODS telah memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Niko dalam keterangan tertulis, Kamis (29/8/2024).

Niko menjelaskan manfaat yang didapat masyarakat tercermin dalam dua hal utama, yakni layanan ODS mengoptimalkan penghematan waktu dan dapat memberikan peluang pendapatan kepada kepada jutaan pengemudi.

Menurutnya, jumlah mitra driver layanan ODS akan terus bertambah meskipun masih ada ketidakpuasan di antara beberapa pengemudi Ojol saat ini. Sebab itu, dia menilai layanan ODS akan terus beroperasi secara normal.

Terkait Gojek lini ODS milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Niko menganalisis kinerjanya semakin baik. Apalagi dengan berbagai strategi yang dilakukan, seperti Produk Hemat yang ditawarkan.

Menurutnya, dampak unjuk rasa kali ini tidak signifikan, mengingat aksinya tidak berskala besar. Meskipun demo berlangsung, layanan Gojek tetap berjalan normal karena masih banyak mitra pengemudi yang beroperasi.

"Produk Hemat (Gojek) telah menghasilkan lebih banyak pesanan bagi pengemudi. Meskipun pengemudi mungkin menerima pendapatan yang lebih rendah per pesanan, tapi peningkatan volume pesanan harian menghasilkan pendapatan keseluruhan yang lebih tinggi," jelasnya.

Untuk itu, dia merekomendasikan saham GOTO untuk dibeli dengan melihat prospek pertumbuhan laba yang menarik. Perlu dicatat, pembelian saham itu dengan target harga yang lebih rendah, yakni sebesar Rp 90/saham.