Potensi Emiten Properti di Tengah Sejumlah Katalis Positif
IDXChannel – Saham sektor properti tengah menikmati momentum kenaikan yang signifikan belakangan ini. Bagaimana prospek emiten tersebut ke depan?
Menurut catatan Samuel Sekuritas, sektor properti yang masuk dalam pantauan pihaknya mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid di kuartal kedua 2024, meningkat 32,4 persen secara tahunan (YoY). Di antara para pemain utama, BSDE mencatatkan lonjakan tertinggi sebesar 68,3 persen, diikuti oleh CTRA (16,4 persen), PWON (14,5 persen), dan MKPI (11,6 persen).
Pertumbuhan ini didukung oleh program insentif pajak dari pemerintah yang mendorong penjualan pra-penjualan yang kuat pada paruh pertama 2024.
CTRA berhasil mencapai 55 persen dari target tahunan, diikuti oleh BSDE dan PWON masing-masing di 51 persen, dan SMRA di 34 persen (di 7 bulan 2024: 39 persen).
Dalam hal laba bersih, BSDE tampil paling baik, sementara PWON yang terlemah dalam cakupan Samuel Sekuritas.
Pemerintah baru-baru ini memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 100 persen untuk sektor perumahan dari Juli hingga Desember 2024.
Samuel Sekuritas memperkirakan langkah ini akan menjaga momentum pertumbuhan pra-penjualan pada paruh kedua 2024.
CTRA akan menjadi penerima manfaat utama dari stimulus PPN ini karena memiliki tingkat persediaan yang memenuhi syarat tertinggi (Rp1,5 triliun), diikuti oleh BSDE (Rp1 triliun), PWON (Rp900 miliar), dan SMRA (Rp500 miliar).
Meskipun ada katalis positif dari perpanjangan insentif PPN dan potensi penurunan suku bunga pada paruh kedua 2024, Samuel Sekuritas bersikap netral terhadap sektor properti.
Hal ini, kata Samuel, disebabkan oleh konsentrasi pembelian di segmen perumahan kelas bawah dan potensi suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang tetap tinggi karena promosi agresif dari bank.
Samuel Sekuritas menjagokan CTRA sebagai piluhan utama berkat portofolio pengembangan yang beragam dan penjualan marketing yang kuat.
Pandangan lainnya datang dari analis Stockbit, yang menilai, dalam keterangan pada Rabu (28/8), perpanjangan insentif penuh PPN ditanggung pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah akan memberikan dampak positif bagi para pengembang properti, seperti BSDE, CTRA, SMRA, PWON, dan PANI.
Insentif ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan marketing sales di kuartal IV-2024 dan membantu mengurangi persediaan yang ada.
Stockbit memperkirakan, pengembang dengan persediaan siap jual dan produk yang menyasar kelas menengah dengan harga di bawah Rp2 miliar per unit akan sangat diuntungkan.
Menurut catatan Stockbit, hingga paruh pertama 2024, BSDE mencatat pertumbuhan marketing sales tahunan paling rendah (+1 persen YoY). Di sisi lain, SMRA mencatat pencapaian marketing sales terendah dibandingkan target 2024, dengan hanya mencapai Rp1,9 triliun pada 7M24 (39 persen dari target tahunan).
Selain soal insentif PPN, katalis positif untuk emiten properti saat ini adalah terkait potensi penurunan suku bunga bank sentral, terutama Federal Reserve (The Fed), pada bulan depan.
Penurunan suku bunga biasanya mendorong pertumbuhan di sektor properti karena biaya pinjaman yang lebih rendah membuat pembiayaan proyek dan kredit pemilikan rumah (KPR) lebih terjangkau bagi pengembang dan konsumen.
Perpanjang Insentif PPN
Diwartakan sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana perpanjangan insentif PPN perumahan telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat beberapa hari yang lalu.
"Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan insentif pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPNDTP) untuk sektor perumahan dimana insentif PPNDTP akan diberikan sebesar 100 persen ini sampai dengan Desember 2024. Dimana PMK nya akan disiapkan oleh Ibu Menteri Keuangan," kata Airlangga ketika ditemui usai Dialog Ekonomi bertema Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Airlangga menambahkan, pemerintah juga menambah kuota pembiayaan rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari semula 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit.
"Jadi dengan dua kebijakan tersebut yang berlaku nanti untuk 1 September," ujarnya.
Airlangga berharap, kebijakan ini akan mendorong kemampuan daripada kelas menengah untuk mendorong sektor konstruksi. Sebab sebagaimana diketahui, sektor konstruksi dan perumahan itu multiplier efeknya tinggi.
Lebih lanjut, Airlangga menekankan bahwa pemberian insentif bagi sektor perumahan menjadi hal yang penting lantaran sektor perumahan menjadi pengeluaran terbesar kedua bagi masyarakat kelas menengah.
Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah memang telah menggelontorkan PPN DTP untuk pembelian rumah 100 persen hingga Juni 2024. Sebab per 1 Juli 2024, kebijakan ini dipangkas menjadi 50 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.