Note

Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM

· Views 44
Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM
Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM. (Foto: Lo Kheng Hong di tambang ABM Investama)

IDXChannel – Lonjakan harga saham PT ABM Investama Tbk (ABM) di pertengahan pekan ini membuat Lo Kheng Hong (LKH) membukukan keuntungan potensial yang jumbo.

Ini tak terlepas dari kepemilikan investor kawakan itu di saham emiten batu bara tersebut. LKH masuk ke dalam daftar pemegang saham terbesar di ABMM, berkat memiliki lebih dari 5 persen saham perseroan.

Baca Juga:
Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM Lo Kheng Hong Akumulasi ABMM Lagi, Teranyar Sebanyak 190 Ribu Saham

Saham ABMM melesat sebesar 18,02 persen secara harian pada Rabu (28/8/2024), sehingga menutup kinerja pekan ini dengan kenaikan 21,34 persen. Pada Jumat (30/8), saham ABMM ditutup di harga Rp4.720 per saham.

Pak Lo, demikian sapaan akrabnya, mengaku, mengantongi cuan besar pada hari tersebut. Nilainya pun tidak main-main, yakni mencapai Rp101 miliar.

Baca Juga:
Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM GOTO Gelar RUSPLB, Ini Susunan Terbaru Jajaran Direksi dan Komisarisnya

“Saya punya saham ABMM sebanyak 142.673.500 lembar. Pada 28 Agustus 2024, harga sahamnya naik 710. Cuan [saya] di ABMM dalam satu hari bertambah Rp101 miliar,” kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Jumat (30/8/2024).

Profit fantastis senilai Rp101 miliar tersebut merupakan hasil perkalian dari total saham LKH, yakni 142,67 juta saham, dikalikan dengan kenaikan harga saham ABMM pada 28 Agustus 2024 dibandingkan penutupan hari sebelumnya, yang sebesar Rp710.

Baca Juga:
Lo Kheng Hong Cuan Rp101 Miliar dalam Sehari di Saham ABMM Buka Pasar Baru ke Timor Leste, Phapros (PEHA) Bidik Kontribusi Ekspor 10 Persen

Mimpi Kejar GEMS

Penguatan harga ABMM tersebut beriringan dengan melambungnya harga saham emiten batu bara lainnya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), yang mencatatkan reli selama empat hari beruntun dalam periode 23-28 Agustus 2024.

Korelasi positif antara pergerakan kedua saham tersebut terjadi lantaran ABMM memiliki 30 persen saham GEMS melalui anak usahanya, PT Radhika Jananta Raya.

Sebagai pengingat, ABMM masuk ke GEMS, yang dikendalikan Grup Sinar Mas via PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), sejak 2022 lalu.

Lo Kheng Hong berharap, kapitalisasi pasar (market cap) ABMM bisa memepet GEMS di masa depan.

Dia pun memberikan ilustrasi. Saat ini, market cap GEMS sebesar Rp82 triliun. Sementara, ABMM memiliki 30 persen saham GEMS.

Itu artinya, nilai kepemilikan ABMM di GEMS setara dengan valuasi pasar Rp24 triliun, hasil dari perhitungan porsi saham 30 persen dikalikan market cap Rp82 triliun.

Market cap ABMM sendiri, kata LKH, sekarang hanya Rp12 triliun.

“Karena itu, harga ABMM masih kemurahan. Semoga market cap ABMM suatu hari bisa mendekati market cap GEMS,” ujar pria dengan julukan Warren Buffett Indonesia tersebut.

Rajin Akumulasi

Lo Kheng Hong memang kerap membeli saham ABMM belakangan ini.

Investor kawakan itu sudah lebih dari lima kali mengakumulasi posisi di emiten batu bara tersebut selama Agustus.

Sejak April 2024, Lo Kheng Hong sudah menambah kepemilikan atas saham ABMM sebanyak 25 kali.

Sebagai informasi, pada awal April lalu, nama Lo Kheng Hong resmi masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di ABMM.

Sejak 2021

Lo Kheng Hong mengaku membeli saham ABMM sedikit demi sedikit semenjak sekitar 3 tahun silam.

“Saya membeli [saham ABMM] dengan mencicil dari 2021,” ujar Lo Kheng Hong saat dihubungi IDXChannel.com, pada 4 April 2024.

Kala itu, saat ditanya mengenai alasan dirinya terus mengakumulasi saham ABMM, LKH menyebut, hal tersebut karena dia percaya bahwa batu bara masih sangat dibutuhkan di masa depan.

Bahkan, Pak Lo, demikian dia akrab disapa, berharap saham ABMM bisa mengikuti jejak PT United Tractors Tbk (UNTR).

“Harapan saya ke depan, semoga ABMM bisa menjadi seperti UNTR,” katanya.

Maklum, Lo Kheng Hong memiliki memori indah bersama UNTR, yang notabene merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII).

Singkat kisah, dikutip dari penjelasan di website lukassetiaatmaja.com (30 Mei 2019), LKH sempat membeli UNTR pada 1998 saat Bursa Efek Jakarta (sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia [BEI]) rontok (crash) waktu itu.

Pria yang sempat bekerja di sebuah bank tersebut mulanya membeli UNTR di harga Rp250 per saham dengan modal waktu itu Rp1,5 miliar.

Berkat kesabaran dan keyakinan tingginya, LKH berhasil meraup keuntungan hingga 5.900 persen atau Rp90 miliar di UNTR saat dirinya menjual saham tersebut di harga Rp15.000 per saham pada 2004. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.