Harga Minyak Rebound, Cari Pijakan Baru
IDXChannel - Harga minyak mentah dunia naik pada Senin (2/9/2024), berupaya pulih dari koreksi akhir pekan lalu, setelah ekspor minyak Libya tetap terhenti dan kekhawatiran tentang peningkatan produksi OPEC+ mulai Oktober mereda.
Menurut data pasar, futures (kontrak berjangka) minyak mentah Brent naik 0,30 persen ke posisi USD77,28 per barel.
Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 0,50 persen ke level USD74,10 per barel.
Volume perdagangan relatif rendah karena Senin kemarin adalah hari libur nasional di pasar AS.
Pada Jumat (30/8) pekan lalu, harga Brent dan WTI masing-masing turun 1,4 persen dan 3,1 persen.
Ekspor minyak di pelabuhan utama Libya dihentikan pada Senin, dan produksi berkurang di seluruh negera tersebut. Hal ini terkait dengan kebuntuan antara faksi politik yang saling bersaing untuk menguasai bank sentral dan pendapatan minyak.
Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya juga menyatakan force majeure di ladang minyak El Feel mulai 2 September.
“Gangguan saat ini pada produksi minyak Libya bisa memberi ruang untuk pasokan tambahan dari OPEC+. Namun, fluktuasi seperti ini sudah menjadi hal biasa dalam beberapa tahun terakhir, yang berarti gangguan ini mungkin tidak akan berlangsung lama; dengan aliran berita menunjukkan sinyal bahwa produksi sudah akan segera dimulai kembali," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB.
Perusahaan Minyak Arab Teluk Libya (Libya's Arabian Gulf Oil Company) juga telah melanjutkan produksi sekitar 120.000 barel per hari (bpd) pada Minggu lalu untuk memasok pembangkit listrik di pelabuhan Hariga.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, berencana melanjutkan peningkatan produksi minyak mulai Oktober, menurut enam sumber dari kelompok produsen tersebut kepada Reuters.
Delapan anggota OPEC+ dijadwalkan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bpd) pada Oktober sebagai bagian dari rencana untuk mulai mencabut pemotongan pasokan terbaru mereka sebesar 2,2 juta bpd, sambil mempertahankan pemotongan lainnya hingga akhir 2025.
Berita tentang peningkatan produksi ini menyebabkan harga minyak turun pekan lalu, namun skala penurunannya dinilai terlalu berlebihan, kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
"Pasar bereaksi berlebihan terhadap seberapa banyak pasokan yang akan datang, dan sekarang tampaknya pasar telah menempatkan laporan itu dalam perspektif yang lebih tepat," kata Flynn.
Namun, Brent dan WTI telah mencatat kerugian selama dua bulan berturut-turut karena kekhawatiran permintaan dari AS dan China mengalahkan gangguan pasokan terbaru di Libya dan risiko pasokan terkait konflik di Timur Tengah.
Lebih banyak pesimisme tentang pertumbuhan permintaan dari China muncul setelah sebuah survei resmi pada Sabtu menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur merosot ke level terendah enam bulan pada Agustus, seiring harga di pabrik turun dan pemilik usaha kesulitan mendapatkan pesanan. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
-THE END-