Note

Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024

· Views 17
Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024
Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024 (foto: MNC media)

IDXChannel - Berbagai kondisi perekonomian global membuat sejumlah pihak berharap agar suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves (The Fed), dapat segera diturunkan pada September 2024 ini.

Kuatnya tekanan atas penurunan bunga The Fed tersebut pun diyakini mengubah peta keuangan dalam negeri, tak terkecuali proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir 2024 mendatang.

Baca Juga:
Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024 Rawan Koreksi di September, IHSG Diproyeksi Melemah ke Level 7.380

Analisa tersebut disampaikan oleh Head of Equity Analyst and Strategy PT Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, dalam keterangan resminya, Selasa (3/9/2024).

Bahkan, dengan perubahan peta keuangan tersebut, Mandiri Sekuritas tak ragu untuk menaikkan proyeksi IHSGnya menjadi 7.800 dengan bull case mencapai 8.000.

Baca Juga:
Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024 IHSG Ditutup Turun 1,01 Persen ke 7.616, Tiga Sektor Pimpin Pelemahan 

Sebelumnya, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tersebut memproyeksikan bahwa posisi IHSG di akhir tahun bakal berada di level 7.460, dengan bull case 7.640.

Perubahan proyeksi dilakukan setelah menimbang potensi penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang agresif.

Baca Juga:
Potensi Turunnya Suku Bunga The Fed Ubah Proyeksi IHSG di Akhir 2024 IHSG Ditutup Melemah ke Level 7.616

"Kuatnya imbal hasil lebih lanjut akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8 persen, dan imbal hasil dividen 5 persen. Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif baik pada saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik," ujar Adrian.

Menurut Adrian, Mandiri Sekuritas menaikkan target IHSG karena naiknya asumsi pemangkasan suku bunga The Fed dari 25 bps menjadi 50-75 bps. Sementara penurunan suku bunga BI yang juga diprediksi lebih agresif, yaitu sebesar 50 bps.

"Di samping itu, valuasi IHSG, khususnya saham-saham big caps masih tergolong murah. Meskipun imbal hasil INDOGB10Y telah menurun dari 7,2 persen menjadi 6,6 persen, penurunan lebih lanjut ke level rendah -6 persen dan <6 persen akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik di dalam negeri mengingat imbal hasil pendapatan 8 persen dan imbal hasil 5 persen," ujar Adrian.

Adrian menjelaskan, market breadth pada saat yang sama juga membaik, tidak seperti kondisi pada 2023 lalu, ketika empat bank besar menjadi penggerak indeks, revisi pendapatan dan arus asing.

Perusahaan berkapitalisasi besar maupun kecil menengah SMID mengalami peningkatan rasio revisi earning per share (EPS) dalam dua bulan terakhir.

Sementara, dikatakan Adrian, apresiasi rupiah sebesar lima persen pada triwulan ini dan stabilnya penurunan harga batu bara secara tahunan (yoy) akan membalikkan pertumbuhan tahunan pada Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) korporasi eks bank menjadi positif.

Adrian menambahkan, penguatan rupiah juga akan meningkatkan ruang bagi pelonggaran kebijakan dalam negeri, seperti penurunan suku bunga dan ekspansi likuiditas dibandingkan Semester I-2024.

Hal ini diyakini bakal membawa dampak positif terhadap biaya dana bank, dan juga bagi perusahaan yang memiliki leverage tinggi.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat sebesar 6,9 persen dan pertumbuhan belanja yang lebih lambat sebesar 5,9 persen menghasilkan defisit fiskal yang lebih rendah dari perkiraan.

Meski proksi konsumsi beberapa saham tetap menjadi pilihan utama karena adanya jaring pengaman sosial yang mendukung, Adrian menilai kehati-hatian fiskal menjadi pertanda baik bagi kuatnya nilai tukar rupiah yang mendukung proksi pendapatan menengah ke atas.

"Rencana kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan reformasi perpajakan dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan jangka pendek namun diperkirakan akan memperbaiki rasio pajak dan kekuatan dalam angka menengah dan pajang," ujar Adrian.

(taufan sukma)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.