Tunggu Sinyal The Fed, Bank Indonesia Diyakini Siap Turunkan Bunga Acuan hingga 50 bps
![Tunggu Sinyal The Fed, Bank Indonesia Diyakini Siap Turunkan Bunga Acuan hingga 50 bps](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202409/f17715fff6792d4b895636909d5cc241c223c80a.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
IDXChannel - Kuatnya tekanan agar Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves (The Fed), dapat segera menurunkan suku bunga acuan, diyakini turut berpengaruh pada peta keuangan global. Tak terkecuali juga di Indonesia.
Dengan mempertimbangkan sentimen dari global tersebut, Bank Indonesia (BI) diyakini juga bakal turut mengikuti kebijakan The Fed dalam menurunkan suku bunga.
![Tunggu Sinyal The Fed, Bank Indonesia Diyakini Siap Turunkan Bunga Acuan hingga 50 bps](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202409/768de19eb5579585901ec9c85da41050a385af9d.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
Tak tanggung-tanggung, sejumlah analis memperkirakan bahwa porsi penurunan suku bunga acuan BI, atau BI Rate, bisa mencapai 50 basis points (bps), dari posisi saat ini di level 6,25 persen.
"Penurunan suku bunga BI juga diprediksi lebih agresif, yaitu sebesar 50 bps," ujar Head of Equity Analyst and Strategy PT Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, dalam keterangan resminya, Selasa (3/9/2024).
![Tunggu Sinyal The Fed, Bank Indonesia Diyakini Siap Turunkan Bunga Acuan hingga 50 bps](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202409/0f3d7dedd8d97e385656c0d2d220b24b47ee65b3.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
Sedangkan untuk proyeksi penurunan suku bunga The Fed, Adrian menyebut adanya peningkatan asumsi, dari semula hanya 25 bps, menjadi 50 sampai 75 bps.
Karenanya, atas dasar asumsi penurunan suku bunga acuan The Fed dan juga BI tersebut, sejumlah pihak kemudian merevisi proyeksinya terhadap kondisi keuangan dan perekonomian nasional.
![Tunggu Sinyal The Fed, Bank Indonesia Diyakini Siap Turunkan Bunga Acuan hingga 50 bps](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202409/9fb5a18b6423fda362e8e3bbda85e41e69712f96.jpg?x-oss-process=image/quality,q_70)
Tak terkecuali dengan perkembangan industri pasar modal nasional, yang di antaranya terwakili dengan posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir 2024 mendatang.
Dalam gal ini, dengan kuatnya tekanan atas penurunan bunga The Fed dan juga BI Rate, Mandiri Sekuritas pun tak ragu menaikkan proyeksi posisi IHSG menjadi 7.800 dengan bull case mencapai 8.000.
Sebelumnya, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tersebut memproyeksikan bahwa posisi IHSG di akhir tahun bakal berada di level 7.460, dengan bull case 7.640.
Perubahan proyeksi dilakukan setelah menimbang potensi penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang agresif.
"Kuatnya imbal hasil lebih lanjut akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8 persen, dan imbal hasil dividen 5 persen. Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif baik pada saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik," ujar Adrian.
Selain mempertimbangkan porsi penurunan bunga The Fed dan BI Rate, menurut Adrian, kondisi valuasi IHSG, khususnya saham-saham big caps, juga masih tergolong murah.
Meski imbal hasil INDOGB10Y telah menurun dari 7,2 persen menjadi 6,6 persen, penurunan lebih lanjut ke level rendah -6 persen dan <6 persen akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik di dalam negeri mengingat imbal hasil pendapatan 8 persen dan imbal hasil 5 persen," ujar Adrian.
Adrian menjelaskan, market breadth pada saat yang sama juga membaik, tidak seperti kondisi pada 2023 lalu, ketika empat bank besar menjadi penggerak indeks, revisi pendapatan dan arus asing.
Perusahaan berkapitalisasi besar maupun kecil menengah SMID mengalami peningkatan rasio revisi earning per share (EPS) dalam dua bulan terakhir.
Sementara, dikatakan Adrian, apresiasi rupiah sebesar lima persen pada triwulan ini dan stabilnya penurunan harga batu bara secara tahunan (yoy) akan membalikkan pertumbuhan tahunan pada Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) korporasi eks bank menjadi positif.
Adrian menambahkan, penguatan rupiah juga akan meningkatkan ruang bagi pelonggaran kebijakan dalam negeri, seperti penurunan suku bunga dan ekspansi likuiditas dibandingkan Semester I-2024.
Hal ini diyakini bakal membawa dampak positif terhadap biaya dana bank, dan juga bagi perusahaan yang memiliki leverage tinggi.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat sebesar 6,9 persen dan pertumbuhan belanja yang lebih lambat sebesar 5,9 persen menghasilkan defisit fiskal yang lebih rendah dari perkiraan.
Meski proksi konsumsi beberapa saham tetap menjadi pilihan utama karena adanya jaring pengaman sosial yang mendukung, Adrian menilai kehati-hatian fiskal menjadi pertanda baik bagi kuatnya nilai tukar rupiah yang mendukung proksi pendapatan menengah ke atas.
"Rencana kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan reformasi perpajakan dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan jangka pendek namun diperkirakan akan memperbaiki rasio pajak dan kekuatan dalam angka menengah dan pajang," ujar Adrian.
(taufan sukma)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.