Harga Batu Bara Lesu, Intip Gerak Saham TOBA hingga ITMG
IDXChannel – Saham emiten batu bara utama cenderung bergerak beragam pada perdagangan Selasa (10/9/2024), di tengah pelemahan komoditas acuannya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menguat 3,96 persen, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tumbuh 2,99 persen, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 2,52 persen.
Kemudian, saham GEMS terapresiasi 2,00 persen, INDY 1,72 persen, PTBA 1,12 persen, BUMI 1,03 persen, HRUM 0,38 persen, dan ADRO 0,29 persen.
Berbeda, saham ITMG terkoreksi 4,13 persen seiring memasuki masa ex date dividen. Saham KKGI juga tergerus 2,50 persen, ABMM minus 2,07 persen, BYAN berkurang 1,96 persen, UNTR 1,72 persen, MBAP 0,86 persen, ADMR 0,39 persen.
Sementara, saham DSSA, MCOL, SMMT stagnan.
Diwartakan sebelumnya, harga batu bara Newcastle melemah pada perdagangan Senin (9/9/2024), di tengah pelemahan permintaan dari sejumlah pembeli kunci, termasuk China.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle pengiriman Oktober 2024 turun 1,84 persen ke USD138,40 per ton pada Senin.
Dalam sepekan, harga batu bara merosot 4,55 persen.
Mengutip Trading Economics, data ekonomi dari China menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan penurunan permintaan pabrik, sementara ISM Manufacturing PMI di AS mencatat kontraksi dalam aktivitas pabrik selama lima bulan berturut-turut.
Kabar terbaru, China menyumbang lebih dari setengah proyek tambang batu bara baru di dunia, yang berisiko meningkatkan emisi metana secara signifikan, menurut sebuah studi baru yang terbit pada 10 September 2024, dikutip Reuters, Selasa (10/9),
Laporan dari Global Energy Monitor (GEM) yang berbasis di AS menyebutkan, China sedang mengembangkan tambang baru yang cukup untuk memproduksi 1,28 miliar ton batu bara per tahun, termasuk tambang besar dengan kapasitas tahunan setidaknya 1 juta ton per April lalu.
Sebanyak 35 persen dari kapasitas tersebut sudah dalam tahap konstruksi, yang berarti lonjakan produksi diharapkan terjadi dalam tiga hingga lima tahun mendatang.
GEM juga menambahkan, sistem kontrak jangka panjang di China menjamin keuntungan perusahaan batu bara.
Lonjakan produksi batu bara yang direncanakan China bisa menyebabkan peningkatan pasokan global secara signifikan, yang berpotensi menekan harga batu bara di pasar internasional.
Namun, dampaknya juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain, macam kebijakan lingkungan global, permintaan energi di negara lain, dan dinamika pasar energi secara keseluruhan.
Jika produksi meningkat sementara permintaan tetap stabil atau menurun, harga batu bara kemungkinan akan mengalami penurunan.
Proyeksi Batu Bara
Memang, harga batu bara Newcastle saat ini masih di atas asumsi pasar yang sebesar USD120 per ton, sebagaimana dicatat analis BCA Sekuritas dalam riset pada 12 Juli 2024.
BCA Sekuritas melihat arah harga batu bara pada semester II-2024 akan tetap tinggi, karena fenomena La Niña akan segera terjadi, dan harga batu bara secara historis diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi selama peristiwa cuaca ini.
Meskipun broker milik Grup Djarum tersebut memperkirakan harga batu bara akan lebih rendah pada Juli dan Agustus (musim panas), pihaknya hanya memperkirakan rata-rata volatilitas harga batu bara bulanan antara kurang lebih USD1-USD3 per ton, sebelum naik mulai September dan seterusnya, seiring dengan memasuki musim hujan dan musim dingin.
Dari perspektif lainnya, Stockbit menilai, meskipun pasar condong pesimistis terhadap sektor batu bara dengan ekspektasi penurunan laba bersih signifikan pada 2024-2025, pihaknya melihat peluang investasi yang lebih positif.
Stockbit memperkirakan harga batu bara akan bertahan di kisaran USD130–USD135 per ton pada 2024–2025, lebih tinggi dari konsensus USD118–USD126 per ton, yang berimplikasi pada estimasi laba bersih yang lebih tinggi sekitar 5 sampai 30 persen dibandingkan konsensus.
Menurut analisis IEA, penurunan permintaan akan diimbangi oleh penurunan produksi. Sementara, kata Stockbit, kebutuhan listrik dari kendaraan listrik dan data center akan mempertahankan relevansi batu bara lebih lama.
Risiko utama dari prediksi di muka, masih mengikuti argumen Stockbit, adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di pasar utama batu bara.
Senada, Algo Research dalam artikel pada 13 Juni 2024 juga menjagokan sektor batu bara, mengingat adanya potensi peningkatan di paruh kedua 2024 seiring kenaikan harga gas alam, permintaan dari China, dan normalisasi ASP (average selling price/harga jual rata-rata).
Di lain pihak, sementara berfokus di satu emiten, DBS Sekuritas, dalam keterangan pada 28 Agustus 2024, masih memilih ADRO sebagai rekomendasi utama di antara perusahaan tambang batu bara.
DBS melihat adanya potensi peningkatan terhadap proyeksi laba di 2024, mengingat kenaikan indeks harga batu bara Newcastle yang dimulai sejak Juni karena pasokan dari Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan.
Dengan indeks harga batu bara Newcastle bergerak di kisaran USD130-150 per ton, DBS memperkirakan ASP pada kuartal III-2024 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2024. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.