Aksi Spin-Off Adaro Energy (ADRO): Prospek Dividen dan Pergeseran Fokus Bisnis
IDXChannel – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membuat investornya terhenyak usai mengumumkan aksi spin-off (pemisahan) unit bisnis batu bara termal mereka, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), pada Kamis (12/9/2024).
Harga saham ADRO langsung melonjak 13 persen sesaat kabar tersebut muncul di keterbukaan informasi, sebelum ditutup naik 9,38 persen ke level Rp3.720 per saham di akhir perdagangan Kamis.
Diketahui, ADRO menguasai 99,99 persen saham AAI. Saat ini melalui AAI, ADRO memiliki sejumlah korporasi tambang batu bara termal yakni PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batu bara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah.
Melalui AAI, ADRO juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batu bara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.
Langkah spin-off ini dinilai dapat membantu AAI dan pilar non-batu bara termal untuk mengakselerasi bisnis hijau ADRO, terkhusus untuk mendapatkan akses pembiayaan, dan biaya pendanaan yang lebih kompetitif terhadap proyek yang lebih kompetitif.
"Perseroan berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green," kata manajemen dalam prospektus, Kamis (12/9/2024).
Secara detail, ADRO bakal melepas 99,99 persen saham AAI, dengan rentang harga terendah USD2,45 miliar dan maksimal USD2,63 miliar. Harga penawaran menggunakan volume weighted average price atau harga rata-rata tertimbang AAI.
Dalam prospektus, ADRO berniat untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi bisnis terhadap pilar non-pertambangan batu bara. Hal ini, kata manajemen, akan menciptakan portofolio bisnis yang seimbang, dan perlindungan lebih baik bagi perseroan di seluruh fase siklus bisnis.
"Perseroan juga berkomitmen untuk memiliki sekitar 50 persen total pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau Indonesia," ujar manajemen.
Demi memuluskan transaksi ini, ADRO bakal mengajukan izin kepada investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2024.
Prospek Pasca Spin-Off
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan dalam catatannya, pada Kamis (12/9), menulis, dengan nilai transaksi spin-off yang diperkirakan mencapai USD2,45 miliar hingga 2,63 miliar tersebut, AAI dihargai pada 1,3-1,4 kali price-to earnings (P/E tahunan 1H24 (paruh pertama 2024), yang lebih rendah dibandingkan rata-rata valuasi perusahaan sejenis yang berada di kisaran 4-6 kali.
Mirae yakin, harga penawaran AAI akan dipandang cukup menarik oleh pasar, terutama ketika dikombinasikan dengan pandangan positif pasar terhadap bisnis batu bara ADRO yang memiliki pangsa pasar yang solid, kehadiran ekspor yang kuat, dan manajemen biaya yang efisien.
Rizkia menulis, pihak Mirae melihat respons positif pasar pada Kamis terutama didorong oleh ekspektasi dividen tunai yang jauh lebih tinggi dari ADRO, yang berpotensi ditingkatkan oleh dividen khusus yang dihasilkan dari transaksi spin-off ini.
Dividen Tambahan dan Revisi Valuasi
Jika dividen khusus ini terwujud, ini akan memberikan dukungan tambahan bagi investor yang mempertimbangkan partisipasi dalam penawaran saham AAI.
Meskipun perkiraan awal Mirae, yang tidak memperhitungkan dividen khusus, menunjukkan dividen tunai sebesar Rp305-380 per saham untuk 2024, dividen aktual bisa melebihi angka tersebut jika dividen khusus terealisasi.
Perlu dicatat, kata Mirae, ADRO mungkin membutuhkan dana untuk mendukung proyek energi hijau mereka, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mentarang Induk berkapasitas 1.375 MW di Kaltara yang diharapkan mulai beroperasi pada 2030, serta pengembangan industrialisasi rantai pasok panel surya di Indonesia, termasuk solar PV dan BESS.
Menurut keterbukaan informasi terbaru, kontribusi AAI terhadap keuangan konsolidasi ADRO adalah sekitar 89 persen dari pendapatan dan 105 persen dari laba bersih.
“Oleh karena itu, ke depan, mengingat kontribusi signifikan AAI terhadap ADRO, tergantung pada pembaruan selanjutnya mengenai transaksi ini dan berapa banyak saham AAI yang akan dipertahankan ADRO, kami melihat potensi bagi investor untuk mengevaluasi ulang harga saham ADRO dalam waktu dekat,” tulis analis Mirae.
Secara fundamental, Mirae yakin investor mungkin mulai melihat ADRO sebagai perusahaan energi terbarukan, yang dapat memberikan penilaian valuasi lebih tinggi meskipun ada spin-off dari sumber utama pendapatan dan laba bersihnya.
Sebaliknya, ADRO juga dapat lebih dilihat sebagai perusahaan holding/investasi, yang dapat mendorong revisi P/E implisitnya menjadi lebih rendah tinimbang saat ini yang sekitar 4,9 kali.
“Terlepas dari itu, kami melihat potensi penurunan harga saham ADRO dalam jangka pendek, yang mungkin akan terjadi setelah pengumuman dividen berikutnya,” kata analis Mirae.
Pandangan lainnya datang dari Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani, yang menjelaskan, pada Kamis (12/9), usai transaksi spin-off, ADRO berpotensi melepas seluruh kepemilikannya pada segmen bisnis batu bara termal dan akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals (ADMR) dan segmen energi terbarukan dibawah Adaro Green.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.