Saham ANTM-BRMS Cs Berkilau saat Harga Emas Rajin Cetak Rekor
IDXChannel – Saham emiten produsen emas cenderung menguat di awal perdagangan Selasa (17/9/2024) seiring komoditas logam acuannya terus menembus rekor anyar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.44 WIB, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meningkat 3,37 persen, sedangkan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 3,03 persen.
Di bawah ANTM dan PSAB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tumbuh 2,50 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tumbuh 1,31 persen, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menghijau 1,04 persen, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) mendaki 0,95 persen.
Harga emas dunia terus menyentuh rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) seiring pelemahan dolar di tengah ekspektasi komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga yang lebih besar dari perkiraan pekan ini.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) naik 0,15 persen secara harian ke USD2.582,66 per troy ons pada Senin (16/9/2024). Emas sempat menyentuh USD2.589,71 per troy ons pada perdagangan intraday kemarin, menorehkan rekor anyar.
Dengan ini, emas sudah naik tiga hari beruntun, mengimplikasikan kenaikan 3 persen dalam sepekan.
Federal Open Market Committee (FOMC) kini diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuan dua harinya yang berakhir Rabu sore waktu Amerika Serikat (AS).
Alat CME Fedwatch saat ini menunjukkan probabilitas sebesar 65 persen untuk pemotongan 50 basis poin, sementara 35 persen kemungkinan untuk pemangkasan 25 poin. Seminggu lalu, alat tersebut menunjukkan peluang 70 persen untuk penurunan suku bunga yang lebih kecil.
Menurut Saxo Bank, harga emas naik setelah satu minggu di mana harga kembali melonjak karena pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi, serta pedagang mempertimbangkan prospek pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin.
Suku bunga yang lebih rendah menguntungkan emas karena mengurangi biaya kepemilikan logam yang tidak memberikan bunga.
Dolar melemah tajam, dengan indeks ICE dollar terakhir terlihat turun 0,31 poin menjadi 100,8.
Imbal hasil obligasi juga menurun, dengan obligasi AS bertenor dua tahun terakhir tercatat memberikan imbal hasil 3,559 persen, turun 3,6 basis poin, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun terakhir terlihat terkoreksi 0,29 poin menjadi 3,628 persen.
Data ekonomi terpenting dari AS pekan ini adalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dimulai Selasa pagi dan berakhir Rabu sore waktu setempat dengan pernyataan serta konferensi pers dari Ketua Fed, Jerome Powell.
Pandangan pasar baru-baru ini berubah sedikit lebih condong pada pemotongan suku bunga 0,5 persen, setelah sebelumnya memperkirakan pemotongan 0,25 persen lebih mungkin terjadi.
Sebuah judul berita di Wall Street Journal pada Senin berbunyi: "Pasar saham kini membutuhkan pemotongan suku bunga Fed yang lebih besar; apa pun yang kurang dari itu akan berdampak negatif."
Dalam berita akhir pekan, data ekonomi dari China menunjukkan tren negatif.
"Hal tersebut menambah seruan untuk lebih banyak stimulus pemerintah dan mendorong pasar merevisi proyeksi pertumbuhan lebih rendah," kata broker SP Angel, dikutip Kitco, Senin (16/9).
"Data yang masuk juga menunjukkan tantangan dalam mencapai target resmi pertumbuhan PDB sekitar 5 persen pada 2024."
Perlambatan dilaporkan pada sektor produksi industri dan pengeluaran konsumen.
"Sektor properti terus menjadi hambatan bagi aktivitas ekonomi dengan investasi, penjualan, dan harga yang terus menurun," kata SP Angel.
Produksi industri dan penjualan ritel pada Agustus juga lebih lemah dari yang diharapkan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Data lemah dari China yang baru dirilis ini mungkin memberikan jeda bagi para pembeli di pasar logam mulia pada Senin, mengingat adanya kekhawatiran terhadap permintaan konsumen dan komersial dari ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.