Deretan Saham yang Diuntungkan dari Aksi Pangkas Suku Bunga BI dan The Fed
IDXChannel – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) serentak membawa kabar gembira soal pemangkasan suku bunga acuan. Sejumlah saham dinilai bisa mendapatkan katalis positif dari kebijakan tersebut.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, penurunan suku bunga oleh The Fed akan memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara-negara lain.
Hal ini, kata Michael, bisa mendorong perpindahan aliran dana dari negara maju (DM) ke negara berkembang (EM).
Pasar negara berkembang menjadi yang paling diuntungkan dari penurunan suku bunga ini karena risiko mata uang lebih rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik.
Meski demikian, Yeoh menjelaskan, tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa saham bluechip Indonesia, seperti raksasa perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), yang sudah mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) berpotensi mengalami aksi ambil untung (profit taking).
“Tapi, saya melihat aksi profit taking ini akan terjadi sementara waktu saja,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Kamis (19/9/2024).
Hal tersebut karena, dalam jangka panjang, Indonesia akan tetap mendapat manfaat, terutama karena dana dari passive fund, yang kini total AUM (assets under management)-nya lebih besar dari active fund di seluruh dunia.
“Kenapa ini penting? Karena dana dari passive fund ini yang selanjutnya diharapkan akan perlahan pindah ke EM,” ujarnya.
Michael pun menyebut sejumlah saham yang bisa diuntungkan dengan aksi pangkas suku bunga ini. Sebut saja, saham sektor keuangan, properti, teknologi, dan peritel.
Pandangan lainnya datang dari Founder WH Project William Hartanto, yang berpendapat, efek pemangkasan suku bunga The Fed tidak signifikan.
“Kemungkinan hanya berefek pada emiten yang memiliki laba dalam dolar saja, karena efek dari pemangkasan suku bunga ini adalah pelemahan dolar,” kata William saat dihubungi IDXChannel.com, Kamis (19/9).
Terkait saham yang sensitif terhadap suku bunga, William menyarankan, misalnya, dua saham emiten kertas dan pulp besutan Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) untuk sebaiknya dipantau dahulu alias wait and see.
Hal ini, kata William, karena kedua perusahaan tersebut memiliki porsi penjualan ekspor yang cukup besar.
Karenanya, investor juga perlu melihat pergerakan nilai tukar terlebih dahulu.
“Apabila tidak ada perubahan signifikan, maka pembelian bisa dilakukan. Kebetulan keduanya juga sedang bergerak dalam tren melemah,” tutur William.
BI Pangkas Suku Bunga
Diwartakan sebelumnya, BI resmi memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 17-18 September 2024.
Demikian pula suku bunga Deposit Facility juga dipangkas 25 basis poin menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility dipotong 25 bps ke level 6,75 persen.
Keputusan menurunkan BI Rate juga didasarkan terhadap kondisi ekonomi global, termasuk Amerika Serikat yang diproyeksikan akan segera memangkas Fed Funds Rate (FFR).
Keputusan ini bertolak belakang dengan ekspektasi sebagian besar ekonom yang memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga guna mendukung nilai tukar rupiah.
Sebelumnya, tiga puluh dari 33 ekonom yang disurvei dalam jajak pendapat Reuters pada 9-12 September memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen.
Langkah yang Dinantikan dari The Fed
Pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memberikan kejutan dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (di atas konsensus 25 bps), penurunan pertama dalam lebih dari empat tahun.
Bank Sentral AS tersebut juga merilis perkiraan ekonomi terbaru.
Para pembuat kebijakan memperkirakan total pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin hingga akhir 2024, yang berarti akan ada dua penurunan tambahan sebesar 25 basis poin pada dua pertemuan terakhir tahun ini.
Meski begitu, dalam konferensi pers rutin, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan, The Fed tidak terburu-buru melonggarkan kebijakan, dan proyeksi tingkat suku bunga yang diungkapkan bukanlah rencana kebijakan.
Pemotongan suku bunga The Fed ini diharapkan dapat mendukung pengeluaran dan perekonomian AS.
"Intinya bukan pada pemangkasan 25 atau 50 basis poin, tapi pada arah kebijakan ke depannya, dan saya rasa mereka telah memberikan pandangan bahwa ekonomi masih berjalan cukup baik," kata Jason Wong, seorang ahli strategi dari BNZ di Wellington.
"Ini bukan pemangkasan 50 basis poin yang dilakukan secara panik," ujarnya.
Para pembuat kebijakan menurunkan proyeksi suku bunga median mereka dibandingkan dengan perkiraan pada Juli. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan, langkah-langkah selanjutnya akan bergantung pada data ekonomi yang ada.
"Saya tidak berpikir siapa pun harus melihat ini sebagai laju baru," kata Powell kepada wartawan setelah pengumuman penurunan suku bunga jumbo tersebut.
"Kami sedang menyesuaikan kebijakan secara bertahap menuju tingkat yang lebih netral. Dan kami bergerak dengan kecepatan yang menurut kami tepat, mengingat perkembangan ekonomi,” tuturnya.
Penurunan suku bunga AS secara teori memberikan ruang bagi pasar negara berkembang untuk menurunkan suku bunga kebijakan mereka dan mendukung pertumbuhan ekonomi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.