Terkerek Sentimen The Fed, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.239 per USD
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (19/9/2024) ditutup menguat ke level Rp15.239 per USD. Mata uang garuda menguat 96 poin atau 0,63 persen.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai melemahnya dolar AS dipengaruhi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 bps di kisaran 4,75-5,00 persen, dengan alasan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan terus surut ke target tahunan bank sentral AS sebesar 2 persen.
"Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 bps lagi pada akhir tahun ini, 100 bps lagi pada tahun 2025, dan 50 bps lagi pada tahun 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75-3,00 persen," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (19/9/2024).
Sementara suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi aktivitas ekonomi. Namun, pemotongan agresif The Fed memicu beberapa kekhawatiran atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Adapun Ketua The Fed Jerome Powell membantu meredakan beberapa kekhawatiran ini, di mana Powell mengatakan bahwa The Fed tidak berniat kembali ke era suku bunga yang sangat rendah, dan bahwa suku bunga netral bank sentral kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu.
Komentarnya menunjukkan bahwa sementara suku bunga akan turun dalam jangka pendek, dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka menengah hingga panjang.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan dari level 6,25 persen menjadi 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RGD) September 2024. Keputusan BI tersebut dinilai berani, taktis, dan antisipatif (preemptive) untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi melemahnya sejumlah sendi-sendi perekonomian.
Melemahnya sendi perekonomian tersebut terindikasi dari deflasi empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur di bawah ambang batas normal 50 selama dua bulan terakhir, indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun, serta angka pengangguran terus naik setiap bulannya
Keputusan menurunkan suku bunga acuan ini menjadi bukti bahwa BI tak sekadar mengekor pada bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. BI ‘berani’ mendahului The Fed yang baru akan memutuskan menahan atau menurunkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada pertemuan 20-21 September 2024.
Dengan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen yang dinilai tepat, diharapkan perbankan juga akan melakukan penyesuaian suku bunga. Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.