Harga Emas Siap Tatap Level Ini usai Rajin Cetak Rekor
IDXChannel - Harga emas dunia berkali-kali menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) selama sepekan lalu, didorong oleh pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS) pertama kali dalam empat tahun terakhir dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup naik 1,37 persen secara harian ke level USD2.622,23 per troy ons pada Jumat (20/9/2024) lalu, menandai level tertinggi anyar.
Selama pekan lalu, emas beberapa kali menyentuh ATH, seperti pada Senin dan Kamis.
Secara teknikal, dalam chart harian, emas spot berusaha mendekati resistance berupa area Fibonacci di level 2.642. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa emas menjajal level psikologis 2.700.
Namun, apabila terjadi aksi ambil untung (profit taking), emas akan menguji support terdekat di level psikologis 2.600 dan area Fibonacci 2.580.
Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada Rabu lalu mendukung kenaikan harga emas, karena menurunkan biaya penyimpanan logam mulia tersebut.
“Emas mencapai rekor tertinggi baru, didukung oleh pemangkasan suku bunga, ketegangan di Timur Tengah, dan melemahnya dolar,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Jumat (20/9).
Commerzbank menjelaskan, dikutip Dow Jones Newswires, Jumat (20/9), ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang menjaga momentum emas tetap kuat.
“Selama ekspektasi ini bertahan, kenaikan emas kemungkinan akan berlanjut,” kata Commerzbank.
Di samping itu, meningkatnya ancaman konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hezbollah yang saling serang juga turut mendorong harga emas.
Gedung Putih menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengungkapkan kekhawatirannya, "Kami sangat prihatin dengan ketegangan yang ada, dan khawatir akan potensi eskalasi."
Kombinasi faktor ekonomi dan geopolitik ini mendorong emas ke level yang lebih tinggi.
Mengutip Kitco, Sabtu (21/9), lonjakan luar biasa ini menegaskan peran emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak geopolitik.
Performa logam mulia ini mencerminkan meningkatnya minat investor untuk mencari stabilitas di tengah perubahan kebijakan moneter dan ketegangan internasional.
Seiring The Fed melanjutkan proses normalisasi suku bunganya dan perkembangan global terus bergulir, pengamat pasar akan dengan cermat memantau pergerakan emas.
Interaksi antara kebijakan moneter, perkembangan geopolitik, dan sentimen investor diperkirakan akan menjaga pasar emas tetap dinamis dan berpotensi fluktuatif dalam beberapa bulan mendatang.
Bidik Level USD2.700
Menanggapi keputusan The Fed, George Milling-Stanley, Chief Gold Strategist di State Street Global Advisors, mengatakan, ada kemungkinan besar harga emas bisa mencapai target bullish akhir tahun sebesar USD2.700 per troy ons.
"Saya rasa mereka yang memprediksi emas akan mencapai USD3.000 pada akhir tahun ini terlalu optimistis," ujarnya kepada Kitco, Sabtu (21/9).
"Saya tidak melihat itu terjadi dalam tiga atau empat bulan ke depan. Namun, ini mungkin saja terjadi tahun depan, selama tidak ada gangguan pada proyeksi suku bunga yang diharapkan."
Meskipun target harga pastinya masih diperdebatkan, para analis sepakat bahwa emas akan semakin penting dalam portofolio investasi ke depannya.
Pekan lalu, analis di Société Générale memperbarui portofolio multi-aset mereka, meningkatkan alokasi emas dari 5 persen menjadi 7 persen, menjadikannya satu-satunya posisi komoditas mereka. Mereka mencatat, emas adalah satu-satunya komoditas yang saat ini mengalami penguatan.
"Siklus pelonggaran moneter global dan pembelian emas oleh bank sentral, terutama dari negara-negara yang tidak bersekutu dengan Barat, mendorong kenaikan harga emas," tulis para analis.
Di saat yang sama, kebijakan moneter The Fed bukanlah satu-satunya pendorong momentum emas. Beberapa analis berpendapat bahwa kombinasi berbagai faktor menciptakan kondisi ideal bagi emas, seiring dengan penurunan suku bunga oleh bank sentral dan peningkatan utang negara oleh pemerintah.
Dengan kurang dari 50 hari menjelang pemilihan presiden AS, banyak analis secara mengejutkan menyatakan bahwa emas akan diuntungkan siapa pun yang menjadi pemimpin berikutnya.
Kedua kandidat diperkirakan akan meningkatkan defisit, yang akan semakin mengikis daya beli dolar AS.
Meskipun emas mungkin mengalami volatilitas jangka pendek akibat spekulasi bullish yang meningkat, tren kenaikan jangka panjangnya tetap terjaga. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.