Saham Emiten Lippo Group (MLPT) Masuk Papan Pemantauan Khusus

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi memasukkan saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) ke dalam papan pemantauan khusus. Langkah itu dilakukan menyusul suspensi yang terjadi pada saham emiten Lippo Group itu.

"Perubahan ini mulai efektif pada tanggal 25 September 2024," kata Kepala Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat BEI, Teuku Fahmi Ariandar lewat pengumuman, Rabu (25/9/2024).

Baca Juga:

Saham Multipolar Technology (MLPT) Kembali Disuspensi Bursa

Bursa memindahkan saham MLPT dari papan pengembangan ke papan pemantauan khusus karena kriteria 10, yakni saham tersebut disuspensi selama lebih dari satu hari perdagangan. Dengan keputusan ini, maka saham MLPT ditransaksikan menggunakan skema full-call auction (FCA).

Penetapan tersebut bersamaan dengan pembukaan saham MLPT setelah disuspensi di pasar reguler dan pasar tunai sejak 17 September. Saat itu, saham yang masuk kategori teknologi itu tak bisa diperdagangkan selama enam hari perdagangan bursa.

Baca Juga:

Suspensi Dicabut, Saham Grup Lippo (MLPT) Beredar Kembali

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan, suspensi atas saham MLPT dilakukan karena kenaikan harga yang signifikan. Bursa selaku regulator memandang perlu suspensi itu dalam rangka cooling down bagi pelaku pasar.

"Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," kata Yulianto.

Terkait hal ini, manajemen MLPT sudah menggelar public expose insidentil pada tanggal 18 September 2024. Presiden Direktur Multipolar Wahyudi Chandra mengatakan, volatilitas harga saham MLPT lebih disebabkan mekanisme pasar. Dia menegaskan, perseroan tak memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat.

"Dapat disampaikan bahwa tidak ada transaksi yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali," katanya.

Berdasarkan data RTI, harga saham MLPT melesat tajam dalam 1-3 bulan terakhir. Dalam satu bulan terakhir, harganya naik 183 persen sementara dalam tiga bulan terakhir naik 2,5 kali lipat menjadi Rp4.330 per saham.

(Rahmat Fiansyah)