Harga Minyak Dunia Naik Dampak dari Stimulus China
IDXChannel - Harga minyak dunia (crude oil) naik hingga 1,7 persen menyentuh level tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Kenaikan ini merespons kabar stimulus moneter yang diumumkan oleh bank sentral China, People Bank of China (PBoC).
Dikutip dari Barchart Rabu (25/9/2024), Harga minyak WTI naik USD1,19 atau 1,7 persen ke USD71,6 per barel sementara harga minyak Brent juga menguat USD1,27 atau 1,7 persen ke USD75,2 per barel.
PBoC mengumumkan stimulus moneter dengan menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 20 basis poin (bps) ke 1,5 persen. Selain itu, bank sentral juga memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) 50 bps ke 9,5 persen yang berpotensi menambah likuiditas perbankan hingga 1 triliun yuan atau lebih dari Rp2.000 triliun.
Berbagai stimulus lain juga diberikan seperti penurunan uang muka untuk pembeli rumah kedua hingga dukungan likuiditas untuk pasar saham hingga 500 miliar yuan. Dengan berbagai stimulus ini, pasar berekspektasi perekonomian China bakal lebih menggeliat sehingga mendongkrak permintaan Negeri Panda akan minyak mentah.
Selain China, faktor penyokong kenaikan harga minyak berasal dari melemahnya dolar AS dan meningkatnya eskalasi geopolitik di Timur Tengah akibat perang antara Israel dan milisi Hizbullah Lebanon. Ketegangan ini dikhawatirkan mengganggu pasokan minyak.
Sementara itu, turunnya persediaan minyak secara global juga mengangkat harga minyak. Lembaga riset Vortexa melaporkan persediaan minyak di tanker untuk tujuh hari turun 12 persen secara mingguan menjadi 56,3 miliar barel per 20 September 2024. Pasokan ini merupakan yang terendah dalam 4,5 tahun terakhir.
Data yang diumumkan IEA juga menunjukkan persediaan minyak turun 1,43 miliar barel secara mingguan sementara persediaan bensin naik 200 juta barel.
Kendati demikian, potensi kenaikan suplai minyak datang dari Libya di mana pengiriman minyak dari negara tersebut naik dua kali lipat dari 314 ribu barel per hari menjadi 719 barel per hari.
Selain itu, ekspor minyak dari Rusia sebesar 110 ribu barel menjadi 3,25 juta barel per hari. Namun, kenaikan ekspor itu terjadi di tengah penurunan produksi 30 ribu barel pada Agustus 2024 menjadi 9,06 juta barel per hari, masih lebih tinggi 81 ribu barel dari kesepakatan yang ditetapkan OPEC untuk Rusia.
(Rahmat Fiansyah)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.