Note

Bursa Saham Asia Reli di Tengah Pelonggaran Moneter

· Views 5
Bursa Saham Asia Reli di Tengah Pelonggaran Moneter
Bursa saham Asia menghijau pada sesi pembukaan perdagangan Rabu (25/9/2024) merespons pelonggaran moneter bank sentral. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Asia menghijau pada sesi pembukaan perdagangan Rabu (25/9/2024). Lanjutan reli ini adalah respons pasar terhadap langkah bank sentral global yang melonggarkan kebijakan moneternya.

Dikutip dari RTI hingga pukul 08.30 WIB, indeks Shanghai dan Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia dengan kenaikan lebih dari 2 persen. Adapun indeks Nikkei menguat 0,2 persen ke level 38 ribu.

Kenaikan harga saham-saham di Asia tersebut ditopang oleh langkah bank sentral China atau People Bank of China yang menggelontorkan berbagai stimulus moneter agar ekonomi China bergerak lebih cepat. Tak hanya itu, pelaku pasar saat ini juga menanti langkah bank sentral AS, The Fed untuk menurunkan suku bunga lagi.

"Untuk pasar saham China, kami mengantisipasi respons jangka pendek pasar atas berita stimulus bersamaan dengan sejauh mana efektif pelaksanaannya," kata Direktur Investasi UBS Global Wealth, Solita Marcelli dikutip dari Bloomberg, Rabu.

Marcelli memprediksi stimulus moneter ini akan berdampak pada perusahaan di China yang selama ini royal membagikan dividen seperti utilitas, telekomunikasi, energi, dan keuangan.

Pada Selasa kemarin, PBoC mengumumkan serangkaian stimulus moneter mulai dari penurunan suku bunga acuan hingga suntikan likuiditas untuk sektor perbankan. Selain itu, uang muka pembelian rumah kedua juga diturunkan sekaligus rencana pembentukan dana stabilitasi pasar saham.

Efek stimulus dari China ini berdampak luas secara regional. Berbagai mata uang seperti Yuan, Yen, hingga Dolar Australia menguat atas dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi AS relatif stagnan dampak dari melemahnya perekonomian Negeri Paman Sam. Indeks greenback terus turun hingga mendekati level terendah pada 2024 seiring menguatnya mata uang di negara-negara emerging market.

"Penurunan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja sangat terlihat. Ini sekaligus memberi peringatan untuk pasar keuangan soal kondisi ekonomi," kata Kepala Ekonom High Frequency Economics, Carl Weinberg.

Kini, pasar bertaruh The Fed menurunkan suku bunga acuan lebih dari 75 basis poin pada 2024. Dengan demikian, bank sentral akan memangkas suku bunga setidaknya satu kali dalam angka yang cukup besar hingga akhir tahun.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan, bank sentral sebaiknya menurunkan suku bunga secara hati-hati mengingat risiko inflasi masih ada dan pasar tenaga kerja belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang signifikan.

Sementara Gubernur Fed Chicago Austan Goolsbee menyebut, fokus Fed saat ini tak lagi inflasi, melainkan data tenaga kerja. Dia termasuk yang percaya bahwa Fed Fund Rate harus dipangkas secara signifikan.

(Rahmat Fiansyah)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.