Note

Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR

· Views 24
Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR
Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR (foto: MNC Media)

IDXChannel - Investasi infrastruktur serat optik (fiber optic) yang dilakukan oleh PT Link Net Tbk (LINK) diprediksi bakal menjadi katalis positif bagi kinerja saham emiten menara telekomunikasi.

Prediksi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa aksi investasi tersebut bakal dapat memperkuat kemampuan Perseroan dalam meningkatkan pendapatan baru dari segmen ini.

Baca Juga:
Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR Mitratel (MTEL) Targetkan BTS Terbang untuk di Daerah 3T Beroperasi pada 2026

Prediksi tersebut disampaikan oleh BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya, awal September 2024 lalu. Dengan asumsi demikian, maka dua mua emiten menara telko yang diyakini bakal turut meraup cuan dari aksi Link Net ini adalah anak usaha Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel, dan perusahaan Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

"Potensi investasi pada infrastruktur FTTH (Fiber To The Home) Link Net dapat menguntungkan perusahaan menara seperti TOWR dan MTEL," tulis dua analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry dan Christian Sitorus, dalam riset tersebut.

Baca Juga:
Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR Penjelasan Mitratel (MTEL) soal BTS Kamuflase di IKN

Alasannya, MTEL dan TOWR bisa semakin memperkuat strategi dalam memonetisasi serta meningkatkan penyebaran fiber optic mereka yang bisa menghasilkan stream pendapatan baru selain dari yang sudah eksisting.

FTTH sendiri merupakan teknologi yang menggunakan kabel fiber optic untuk mengirimkan data dari jaringan internet ke perangkat pengguna.

Baca Juga:
Penjualan Aset Fiber Link Net Dinilai Jadi Katalis Baru MTEL dan TOWR IHSG Rawan Koreksi Lagi, Buy on Weakness Saham INDF-MTEL 

Per akhir Juni 2024, jumlah menara Mitratel mencapai 38.581 unit, naik 5,1 persen secara tahunan (year on year/YoY), sehingga tetap menjadi pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara.

Panjang fiber optic Mitratel mencapai 37.602 km atau bertumbuh 37,9 persen, sedangkan jaringan fiber optic Sarana Menara per kuartal I-2024 sepanjang 186.571 km.

BRI Danareksa memberi rekomendasi beli untuk saham MTEL dengan target harga Rp960 per saham. Pertimbangannya, MTEL punya jangkauan yang unggul di luar Jawa dan rasio net debt/EBITDA yang rendah (2,2 kali) dan perusahaan tengah membidik bisnis fiber milik Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) sebagai tulang punggung pendapatan (backbone).

"Selain itu, Mitratel dan Grup Telkom juga sedang menjajaki masuk ke pasar pita lebar tetap (FTTH) untuk memanfaatkan investasi saat ini di FTTT (Fiber To The Tower)," tulis Richard dan Christian.

MTEL juga akan menikmati katalis positif lainnya dari pemangkasan suku bunga acuan. Beban bunga akan lebih ringan sehingga berdampak positif ke kinerja keuangan.

Suku bunga yang lebih rendah juga memberi peluang mencari sumber pendanaan baru untuk membiayai ekspansi. Terlebih rasio utang perseroan terbilang paling rendah.

Sebelumnya, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja dan Brandon Boedhiman, dalam risetnya juga telah mematok target harga saham MTEL sebesar Rp800 per saham dan target harga konsensus sebesar Rp824 per sahamn.

"Kekuatan MTEl yakni potensi permintaan yang lebih tinggi untuk infrastruktur menara didorong oleh perluasan layanan jaringan 5G dan meningkatnya kebutuhan akan pusat data," tulis kedua analis Samuel tersebut, dalam riset 29 Juli 2024.

Data BEI mencatat saham MTEL selama 3 bulan terakhir menguat empat persen. Investor asing telah melakukan akumulasi beli saham MTEL sebanyak Rp10,26 miliar sebulan terakhir.

Diberitakan DealStreetAsia pada awal September ini, Link Net dikabarkan sudah menunjuk UBS sebagai penasihat keuangan untuk penjualan aset fiber senilai USD400 juta atau sekitar Rp6,2 triliun, yang diharapkan selesai akhir tahun ini.

Calon pembelinya ada tiga yakni, pertama, I Squared Capital yang menargetkan investasi USD5 miliar di seluruh Asia-Pasifik pada 2025-2027, kedua, Sinar Mas Group, yang aktif mengakuisisi aset fiber untuk memperluas portofolionya, dan terakhir Protelindo (anak usaha TOWR).

(taufan sukma)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.