BI-The Fed Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Modal RI
![BI-The Fed Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Modal RI](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202409/56d9bc3a2a244ac3b8024b72278360dd.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), dan Bank Indonesia (BI) secara bersamaan menurunkan suku bunga acuannya pada Kamis, (19/9) lalu. Lantas bagaimana dampaknya ke pasar modal?
Sebagai informasi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 25 bps.
Sejalan dengan itu, Bank Indonesia (BI) juga mengambil keputusan serupa dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 6,25% menjadi 6%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6.75%
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan penurunan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed membuka ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan BI lebih lanjut. Dengan melihat pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal ini, pihaknya melihat peluang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level 8.000 pada akhir tahun.
"Melihat pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal, penguatan nilai tukar Rupiah, disertai dengan masih menariknya valuasi pasar saham, kami melihat peluang yang lebih tinggi bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mencapai skenario bull-case kami di 8.000 pada akhir tahun ini," kata Adrian dalam keterangannya ditulis Jumat (27/9/2024).
Dia menambahkan sektor-sektor yang cukup sensitif terhadap penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar Rupiah, seperti keuangan, consumer staples, dan properti serta saham-saham small-mid caps tetap menjadi pilihan.
Sementara itu, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, mengatakan penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap pasar obligasi. Ketika suku bunga mengalami penurunan, instrumen obligasi akan semakin diminati karena investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga.
"Tingkat imbal hasil obligasi yang cukup tinggi Indonesia diminati bukan hanya oleh investor lokal, tapi juga asing. Hal ini juga didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi yang cukup rendah, tingkat utang yang terjaga, dan kondisi politik yang relatif stabil," ujar Handy.
Pihaknya juga memproyeksikan pemotongan suku bunga BI masih akan terus berlangsung. Diperkirakan total 150 basis poin pemotongan suku bunga BI dalam siklus pelonggaran kali ini, yang akan membawa terminal suku bunga menjadi 4,75%, dengan total 75 basis poin kemungkinan akan dilakukan tahun 2024. Hal ini akan mendekatkan suku bunga rill Bl ke rata-rata jangka panjang sekitar 1,7%, turun dari 3,4% saat ini.
(kil/kil)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.