Dua Sentimen Bayangi IHSG Pekan Ini
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini bakal dibayangi oleh sentimen inflasi, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia serta pergerakan investor asing.
Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus mengatakan, inflasi Indonesia diprediksi meningkat tipis ke 2,3 persen dan PMI diharapkan kembali ke atas level 50 atau ekspansif.
"Akan bagus jika investor asing kembali mencatatkan aksi beli di saham-saham blue chip kita pada Oktober pasca rebalancing di minggu terakhir September," ujar Angga dalam analisisnya, Minggu (29/9/2024).
Pada Selasa, 24 September 2024 lalu, People's Bank of China (PBoC) menerbitkan stimulus kebijakan moneter untuk menopang target pertumbuhan ekonomi. Stimulus tersebut mencakup penurunan suku bunga 7DRR menjadi 1,5 persen (1,7 persen sebelumnya), penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 bps untuk meningkatkan likuiditas.
"Bursa saham China dan Hong Kong mengalami lonjakan kenaikan setelah stimulus ini. Dampaknya ke Indonesia, jika ekonomi China membaik karena stimulus ini maka demand perdagangan akan kembali naik terutama untuk permintaan mineral logam. Alasannya jelas, China merupakan konsumen utama untuk komoditas dunia. China merupakan pangsa pasar ekspor terbesar dari Indonesia," tutur Angga.
Dengan stimulus ini, rotasi sektor mulai terjadi dari sektor perbankan ke sektor komoditas dan mineral logam seperti saham-saham MDKA, TINS, INCO, MBMA, ADRO, PTBA dan lain-lainnya.
Selanjutnya, sentimen outflow Asing di IHSG dan rotasi ke China, investor asing mencatatkan aksi jual masif dan melakukan rotasi ke indeks di China dan Hong Kong.
Asing mencatatkan penjualan sebesar 4,3 triliun selama seminggu kemarin dan mengurangi posisi di Indonesia, lalu berpotensi pindah ke China yang menerapkan stimulus jumbo tersebut. Tercatat asing melakukan penjualan terbesar di saham BBRI, BREN, BMRI dan BBCA.
Sementara itu, sentimen cukai rokok yang tidak naik pada 2025, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani menyatakan arah kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025 tidak akan melingkupi penyesuaian tarif cukai rokok, tetapi pemerintah akan mempertimbangkan kenaikan harga jual eceran (HJE) rokok di level industri.
Salah satu pertimbangan untuk tidak mengubah kebijakan CHT pada 2025 dengan munculnya fenomena down trading rokok, yakni fenomena yang terjadi ketika konsumen beralih pada produk rokok lebih murah.
"Emiten-emiten rokok HMSP GGRM dapat diuntungkan karena potensi beban COGS pita cukai rokok tidak mengalami kenaikan. Bukan rahasia lagi, beban pita cukai menjadi beban utama emiten rokok," kata Angga.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen, teristimewa stimulus jumbo China yang Masih akan memengaruhi market pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham dan 1 Power Fund Series untuk trading pada minggu ini hingga Jumat (4/10/2024).
1. Buy on Breakout PTBA (Support 3.040, Resist 3.400)
2. Buy ADRO (Support 3.780, Resist 4.160)
3. Buy LPPF (Support 1.570, Resist 1.750)
4. Reksa Dana Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD)
(DESI ANGRIANI)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.