Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (27/9), IHSG ditutup melemah - 47,60 poin (-0,61%) ke level 7.696,92.
Pelemahan IHSG tidak lepas dari aksi ambil oleh investor asing, tercermin dari net foreign sell pada sahamsaham perbankan, seperti BMRI (NFS; Rp448,1 miliar), BBRI (NFS; Rp441,2 miliar), & BBCA (NFS; Rp270,7 miliar).
Secara mingguan, telah terjadi net foreign sell sebesar Rp3,46 triliun (regular market), sehingga membuat IHSG tertekan -0,60%.
Kemudian, nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi 0,25% terhadap dollar AS menjadi Rp15.138 (JISDOR) dalam sepekan terakhir.
Sektor yang menjadi penekan IHSG sepekan, yakni sektor Consumer Cyclicals (-1,76%), Transportations (- 1,70%), dan Infrastructures (-1,26%).
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup variatif, tercermin dari DJIA (+0,33%), S&P 500 (-0,13%), & Nasdaq (-0,40%).
Investor menganalisa data inflasi terbaru yang mungkin berdampak pada keputusan Federal Reserve yang akan datang mengenai suku bunga.
Indeks PCE bulan Agustus, ukuran inflasi pilihan Fed, menunjukkan kenaikan 0,1%, menandakan meredanya tekanan harga (exp: 0,2%).
Hal ini memicu ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25-50 bps pada pertemuan Fed berikutnya.
Sentimen konsumen AS mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir karena biaya pinjaman mereda, mendukung harapan untuk berlanjutnya penurunan inflasi menuju target 2%.
Sebagai catatan, sepekan terakhir, DJIA (+0,59%), S&P 500 (+0,62%), & Nasdaq (+0,92%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring adanya aksi ambil untung oleh investor asing,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (30/9).
Hot
No comment on record. Start new comment.